tag:blogger.com,1999:blog-60643043557265978632024-02-19T22:07:16.714-08:00CupcakesmanissSitus Cerita Dewasa Paling banyak Di Caricomekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-89132932407786442092019-02-17T20:26:00.002-08:002019-02-17T20:26:22.201-08:00Tanteku Mendesah Membuat aku Crot<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHFyGObHo_5NJQQxKiR8uKdgNtrFM43ZIM10hzovPxolREthdTtWbeJOce7sUYmZL7yD88WlSUErz_KPqCeUnFPmi8dE9VlmtKv6VNNMmdpO-E4oNmS5CXs0zh0pB7JOTt2Flg64WKkcc/s1600/blog+sek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="418" data-original-width="560" height="472" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHFyGObHo_5NJQQxKiR8uKdgNtrFM43ZIM10hzovPxolREthdTtWbeJOce7sUYmZL7yD88WlSUErz_KPqCeUnFPmi8dE9VlmtKv6VNNMmdpO-E4oNmS5CXs0zh0pB7JOTt2Flg64WKkcc/s640/blog+sek.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://cupcakesmaniss.blogspot.com/" target="_blank">cupcakesmaniss</a></b> - ini berawal pada tahun 2015 dan kejadian itu terjadi di rumah istri om-ku. Om-ku itu bekerja pada bidang marketing, jadi kadang bisa meninggalkan rumah sampai satu minggu lamanya, dan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua bersama tiga anaknya yang masih kecil, mendirikan sebuah warung di depan rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.“Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk. Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya. Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.“Ohh.. oohh..” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan.. Diko.. jang..” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://senangdomino.biz/?ref=flush789" rel="nofollow noopener" target="_blank"><img alt="new_banner_new" border="0" src="http://rajapoker88sexeducation.org/wp-content/uploads/2019/01/senang-new.gif" height="79" width="640" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm.Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. “Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus.. terus..” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang.Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah.. ahh.. Diko, Tante mau keluuaarr..” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku,“Crett.. crett.. cret..” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Diko.. akh..” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan.. aku.. aku mauu.. keluar..” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan.“Tan.. aku.. keluarr..” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya. Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.“Cret.. cret.. cret..” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cret.. cret.. cret.. ahh..” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku.</div>
<br />comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-32894096897671765322019-02-16T22:52:00.000-08:002019-02-16T22:52:08.688-08:00Pemerkosaan Penuh Nikmat dan Nafsu <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQCCHCpWNZ0yyvEnNfSiJdVpVVjeqxNCdhs-AqPeoeQKAp8mbSDwLIHDDxq-HB3I1lrcYEu1pADnZjSBz4I3e2VzrkGCPrtxLOzvKu9jVN9dDqWerKCutY4KYsEcJCFJCxofCv2jTBus4/s1600/blog+sek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="459" data-original-width="522" height="561" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQCCHCpWNZ0yyvEnNfSiJdVpVVjeqxNCdhs-AqPeoeQKAp8mbSDwLIHDDxq-HB3I1lrcYEu1pADnZjSBz4I3e2VzrkGCPrtxLOzvKu9jVN9dDqWerKCutY4KYsEcJCFJCxofCv2jTBus4/s640/blog+sek.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<b style="background-color: white; color: #2e2e2e; font-family: Montserrat; font-size: large; outline: 0px; text-align: justify; transition: all 0.2s ease 0s;"><a href="https://cupcakesmaniss.blogspot.com/" style="color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease 0s;" target="_blank">cupcakesmaniss</a> - </b>Akhirnya seluruh batang kemaluan bule itu masuk, dari setiap gerakan menyebabkan keseluruhan bibir vaginaku mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu, walaupun terasa penuh sesak tetapi lubang vaginaku sudah semakin licin dan lancar, “..Ooohh..mengapa aku jadi keenakan.? ini tak mungkin terjadi..!” pikirku setengah sadar.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku mulai menikmati diperkosa oleh teman suamiku, bule lagi? gilaa..!” sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat secepat masuknya batang kemaluannya yang luar biasa besar itu,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang ‘menghajar’ liang kenikmatanku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian vaginaku yang dijejali batang kemaluannya yang super besar itu terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis yang belum pernah aku rasakan sedemikian dahsyat, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan John yang begitu besar dan begitu dahsyat mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam vaginaku tanpa ada yang tersisa satu milipun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam vaginaku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan John yang benar-benar besar itu, rasanya paling tidak tiga kali besarnya dari batang kemaluan suamiku tapi seratus kali lebih nikmaat..!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, pandanganku benar benar gelap membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tidak kusadari lagi aku mulai mendesah menggumam bahkan mengerang kenikmatan, pikiranku benar benar melambung tinggi..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa malu aku mulai mengoceh merespons gelora kenikmatan yang menggulung diriku, “Ooohh.. John you’re cock is so biig.. so fuull.. so good..!! enaakk.. sekaalii..!! aaggh..! teruuss.. Fuuck mee Joohn..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku benar-benar sekarang telah berubah menjadi seekor kuda binal, aku betinanya sedang ia kuda jantannya. Pemerkosaan sudah tidak ada lagi di benakku, pada saat ini yang yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh John senikmat dan selama mungkin, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami dengan suamiku selama ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ooohh.. yess mmhh.. puasin aku John sshh.. gaaghh..! pen.. niishh.. mu.. begitu besaar dan perkasaa..! ..aarrgghh..!” terasa cairan hangat terus keluar dari dalam vaginaku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. “Aaagghh.. oohh.. tak kusangka benar-benar nikmaat.. dientot kontol bule..” keluhku tak percaya, terasa badanku terus melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaagghh.. Joohhn.. yess.. pushh.. and.. pull.. your big fat cock..!” gerakanku yang semakin liar itu agaknya membuat John merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah kuda betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba tiba ia mencabut seluruh batang kemaluannya dari lubang vaginaku dan anehnya aku merasakan suatu kehampaan yang luar biasa..! Dengan tegas ia menyuruhku merangkak keatas kasur dan memintaku merenggangkan kakiku lebar lebar serta menunggingkan pantatku tinggi tinggi,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
oh benar benar kacau pikiranku, sekarang aku harus melayani seluruh permintaannya dan sejujurnya aku masih menginginkan ‘pemerkosaan’ yang fantastis ini, merasakan batang kemaluan John yang besar itu menggesek seluruh alur syaraf kenikmatan yang ada diseluruh sudut lubang vaginaku yang paling dalam yang belum pernah tersentuh oleh batang kemaluan suamiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara otakku masih berpikir keras, tubuhku dengan cepat mematuhi keinginannya tanpa kusadari aku sudah dalam posisi yang sangat merangsang menungging sambil kuangkat pantatku tinggi tinggi kakiku kubuka lebar dan yang paling menggiurkan orang bule ini adalah liang vaginaku yang menantang merekah basah pasrah diantara bongkahan pantatku lalu, kubuat gerakan erotik sedemikian rupa untuk mengundang batang kemaluannya menghidupkan kembali gairah rangsangan yang barusan kurasakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya John baru menyadari betapa sexynya posisi tubuh istri temannya ini yang memiliki buahdada yang ranum pinggangnya yang ramping serta bongkahan pantatnya yang bulat, dan barusan merasakan betapa nikmatnya lubang vaginanya yang hangat dan sempit mencengkeram erat batang penisnya itu,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“..Ooohh Hesty tak kusangka tubuhmu begitu menggairahkan vaginamu begitu ketat begitu nikmaat..!” aah aku begitu tersanjung belum pernah kurasakan gelora birahiku begitu meletup meletup, suamiku sendiri jarang menyanjungku, entah kenapa aku ingin lebih bergairah lagi lalu kuangkat kepalaku kulemparkan rambut panjangku kebelakang dengan gerakan yang sangat erotik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan perlahan ia tujukan ‘monster cock’ nya itu keliang vaginaku, aku begitu penasaran ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana caranya ia memasukkan ‘benda’ itu kevaginaku lalu kutengok kecermin yang ada disampingku dan apa yang kulihat benar benar luar biasaa..!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
jantungku berdegup kencang napasku mulai tidak beraturan dan yang pasti gelora birahiku meluap deras sekaalii..! betapa tidak tubuh john yang besar kekar bulunya yang menghias didadanya sungguh pemandangan yang luar biasa sexy buatku.! belum lagi melihat batang kemaluannya yang belum pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri begitu besaar, kekaar dan panjaang..!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan sekarang akan kembali dimasukkan kedalam liang vaginaku..! Secara perlahan kulihat benda besar dan hangat itu menembus liang kenikmatanku, bibir vaginaku memekar mencengkeram batang penisnya ketat sekali..! rongga vaginaku tersumpal penuh oleh ‘big fat cock’ John.</div>
<div style="text-align: justify;">
“..Ssshh.. Aaargghh..!” Aku mendesah bagai orang kepedesan ketika batang kemaluannya mulai digeserkan keluar masuk liang kenikmatanku..! nikmatnya bukan kepalang..! belum pernah kurasakan sebegini nikmaat..! besaar.. padaat.. keraas.. panjaang..! oogghh.. entah masih banyak lagi kedahsyatan batang kemaluan John ini. Dan ketika John mulai memasukkan dan mengeluarkan secara berirama maka hilanglah seluruh kesadaranku, pikiranku terasa melayang layang diawang awang, tubuhku terasa ringan hanyut didalam arus laut kenikmatan yang maha luas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setengah jam john memompa batang kemaluannya yang besar dengan gerakan berirama, setengah jam aku mendesah merintih dan mengerang diombang ambingkan perasaan kenikmatan yang luar biasa, tiba tiba dengan gaya “doggy style’ ini aku ingin merasakan lebih liar, aku ingin John lebih beringas lagi</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yess.. John.. harder.. John.. faster.. aargh.. fuck me.. WILDER..!”</div>
<br />
<br />
<a href="https://senangdomino.biz/?ref=flush789" rel="nofollow noopener" target="_blank"><img alt="new_banner_new" border="0" src="http://rajapoker88sexeducation.org/wp-content/uploads/2019/01/senang-new.gif" height="79" width="640" /></a>
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Giliran John yang terhipnotis oleh teriakanku, kurasakan tangannya mencengkeram erat pinggangku dengusan napasnya makin cepat bagai banteng terluka gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dibarengi dengan perasaan nikmat yang luar biasa pada bagian dalam vaginaku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan John yang makin menggila cepatnya, tiba tiba pemandanganku menjadi gelap seluruh badanku bergetar..! Ada sesuatu yang ingin meletup begitu dahsyat didalam diriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ooohh.. fuck me hard..! aaduuh.. aaghh! Joohn..! I can’t hold any longerr..! terlalu eenaakk..! tuntaassin Johnn..! Aaarrghh..! I’m cummiing.. Joohn..” lenguhan panjang keluar dari mulutku dibarengi dengan glinjangan yang liar dari tubuhku ketika gelombang orgasme begitu panjaang dan dahsyaat menggulung sekujur tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Badanku mengejang dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat sekali menjepit batang penis John seolah olah aku ingin memeras kenikmatan tetes demi tetes yang dihasilkan oleh batang kejantanannya,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot pahaku mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan sebentar lagi dia juga akan mengalami orgasme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“..Aaarghh.. Hesty your cunt is soo tiight..! I’ve never crossed in my mind that your cunt so delicious..! aargh ..!” John mendengus dengus bagai kuda liar tubuhku dipeluk erat dari belakang, bibirnya menciumi tengkukku belakang telingaku dan tangannya meraih payudaraku, puting susuku yang sudah mengeras dan gatal lalu dipuntir puntirnya.. oohh sungguh luar biasaa..!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kepalaku terasa kembali berputar putar, tiba tiba John mengerang keras.. tiba tiba kurasakan semburan hebat dilorong vaginaku cairan hangat dan kental yang menyembur keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari penisnya memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh di negaranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, “..Aaarrgghh..!” tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat kembali menggulung sekujur tubuhku sampai akhirnya aku mengalami orgasme yang kedua dengan eranganku yang cukup panjaang, Tubuhku bagai layang layang putus ambruk dikasur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tertelungkup terengah engah, sisa sisa kenikmatan masih berdenyut denyut di vaginaku merembet keseluruh tubuhku. John membaringkan dirinya disampingku sambil mengelus punggungku dengan mesra. Seluruh tubuhku terasa tidak ada tenaga yang tersisa, ringan seenteng kapas pikiranku melayang jauh entah menyesali kejadian ini atau malah mensyukuri pengalaman yang luar biasa ini. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku agak terkejut melihat sesosok tubuh tidur lelap disampingku, pikiranku menerawang mengingat kejadian tadi malam sambil menatap ke arah sosok tubuh tersebut, kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat-coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam ‘menghajar’ vaginaku,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main.., jauh lebih besar daripada penis suamiku yang sudah tegang maksimum. Tiba tiba darahku berdesir, vaginaku terasa berdenyut, “..Oh.. apa yang terjadi pada diriku..?”</div>
<br />
<br />
<br />comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-18852172125801101482019-01-22T01:47:00.002-08:002019-01-22T01:47:20.014-08:00Ngentot Ketika PKL Di Hotel Surabaya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVqfNSOhVUHMwChjOT3T3Gfb-fsYlIpFXTU_qoFGV2E-3O1-SifH0cU89xrh0H1WjOUJ04X3pq2yV18DRcTLQmAkqOwuqPTa42P0ygtnaDHCUbd_eFF_G5zWZi-3Kx7Ts9mg91RHJJxYI/s1600/Screenshot_11.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="683" height="364" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVqfNSOhVUHMwChjOT3T3Gfb-fsYlIpFXTU_qoFGV2E-3O1-SifH0cU89xrh0H1WjOUJ04X3pq2yV18DRcTLQmAkqOwuqPTa42P0ygtnaDHCUbd_eFF_G5zWZi-3Kx7Ts9mg91RHJJxYI/s640/Screenshot_11.png" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://cupcakesmaniss.blogspot.com/" target="_blank">cupcakesmaniss</a></b></span>.- Kisah ini berawal dari tahun 2016, saat itu gw masih berusia 19 tahun, sedang melakukan praktek kerja lapangan di salah satu hotel di Bandung. Oia …. nama gw indra. PKLnya oleh personalia hotel, gw ditempatkan di bagian front office sebagai receptionist. Salah satu karyawati (receptionist supervisor) namanya Yanti, tapi semua orang memanggilnya Teteh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Usianya saat itu 28 tahun, sudah menikah tapi belum dikaruniai seorang anakpun. Wajah teteh tidak terlalu cantik, tetapi good looking (seperti kebanyakan typikal seorang wanita priangan).Ukuran dadanya sedang tapi padat, tetapi pinggulnya penuh (body gitar kalee).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang paling gw suka dari teteh adalah tidak seperti kebanyakan cewek pada umumnya yang senang bergosip ria, teteh tidak banyak bicara. Jika berbicara tutur katanya sangat halus, pelan namun sangat tegas, dan sangat dihormati oleh bawahannya. Jika selesai bertugas (lepas uniform) pakaiannya pun sopan dan tertutup, selalu memakai celana panjang. Dan dibalik kemeja atau baju atasannya selalu dilapisi kaos dalam sehingga makin menyembunyikan BHnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama gw PKL, teteh sangat banyak membantu. Jika dalam satu shift hanya kita berdua, gw terang-terangan bicara sama teteh kalo gw suka sama teteh. Dan teteh hanya tersenyum “Gak boleh … teteh sudah ada yang punya” tegasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Teh … kalo putus sama si Akang, hubungi aku yah” gw selalu menggoda. Dan teteh hanya tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua bulan kemudian teteh di mutasikan ke Sales Markering Dept. bersamaan dengan selesainya PKL gw. Dua minggu seterusnya, setelah meng-collect data-data atau bahan-bahan untuk makalah di kampus, gw pamit sama teteh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Teh … aku mau pamit, terima kasih buat bimbingannya selama aku praktek disini yah … dan maafin kalo selama ini aku sering menggoda teteh” kata gw diplomatis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Gak papa ndra … teteh senang bisa bantu kamu. Kapan pulang ke Jakarta ?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Besok” sahutku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bareng aja sama teteh. Besok teteh dinas ke Jakarta, dapat tugas untuk sales call selama 3 hari di Jakarta … naik mobil kantor”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Besoknya gw pulang ke Jakarta ikut sama teteh, naik mobil espass. Gw di depan sama sopir, teteh sendirian di belakang. Selama di perjalanan kami ngobrol, setiap kali gw nengok ke belakang (saat ngobrol) yang terlihat adalah kaki teteh yang putih mulus dengan betis yg sangat ranum (slurupp). Terkadang jika dia merubah posisi duduknya, terlihat paha mulusnya (duh … kecian neeh adik gw, mencuat/melengkung di sangkarnya).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Singkat kata kami tiba di hotel pukul 16.00 (saat itu perjalanan Bdg-Jkt memakan waktu kl 4 jam).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Teh … bolehkan aku antar sampai teteh c/i di kamar”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teteh hanya tersenyum. Udara Jakarta yang panas, ditambah AC mobil yang tidak maksimal, membuat badan teteh dibanjiri keringat. Gw kasihan melihatnya, dan saat itu dalam lift (walaupun berAC) teteh sibuk melap keringat di wajahnya dan leher memakai tissue …. Ya ampun, itulah pemandangan terindah yang pernah gw lihat … badan gw menggigil, napas gw sesak, napsu gw naik … tapi apa daya. (sementara adik gw masih menggeliat-geliat dalam sangkarnya, minta belaian kalee yak ?).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah semua lagguagenya teteh sudah gw taro di lemari, gw langsung pamit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Teh … aku pulang dulu yah (sambil cipika cipiki), minta kenang-kenangan dong” candaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nih … satu kecupan di kening” kata teteh sambil kecup kening gw. Sekali lagi badan gw menggigil, bau badan khas wanita, membuat libidoku naik. Dan tanpa basa basi kucium bibirnya. Teteh melonjak kaget, dan meronta-ronta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan .. ndra …jangan” gumam teteh tidak berdaya. Punggungnya nempel ke dinding dekat pintu keluar. Teteh yang badannya kecil berusaha melepaskan diri dengan meronta-ronta. Mulut gw melakukan sedotan-sedotan liar dari bibir beralih ke leher dan kemudian ke lubang telinganya. Badan teteh menggerinjal hebat. Kemudian bibir gw kembali menutup bibirnya ….. perlawanan teteh mulai melonggar. Degup jantungnya sampai terdengar tidak beraturan. Bibirnya terbuka perlahan dan tangannya melingkar ke leher gw. Desahan nafas teteh mulai memburu. Tangan gw mulai berani memeras bukit kembarnya dibalik blousenya (belakangan baru tahu ternyata teteh memakai t-shirt u can see di dalam blousenya). teteh sudah mulai pasrah dan mulai mengimbangi sedotan bibir gw, lidahnya mulai menari-nari dan bertautan dengan lidah gw. Punggung teteh masih menempel di dinding, kedua tangannya gw angkat ke atas kepalanya. Tampak bulu-bulu halus di bawah ketiaknya, tidak lebat … dan bau khas wanita yang agak soft menyeruak hidung gw … saat membaui ketiak teteh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teteh makin menggerinjal dan dengan pasrah membiarkan gw melucuti semua baju atasannya. BH nya yg warna hitam sengaja tidak gw lepas, Libido gw makin menjadi-jadi kala melihat BH hitamnya teteh. Adik gw yg daritadi berdenyut-denyut makin mengeras ketika sebuah tangan halus mulai membelai-belainya. Tanpa gw sadari teteh sudah berhasil membuka celana berikut hings yg gw pakai. Adik gw bersorak kegirangan manakala tangan halus teteh bermain-main, kadang memijatnya, kadang mengocoknya, bahkan biji-biji gw pun tidak lepas dari permainan tangan teteh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teteh mulai agresif … bertolak belakang dengan kesehariannya yang tenang dan kalem. Badan gw sudah telanjang bulat, demikian pula dengan roknya teteh sudah terbang entah kemana. CD teteh pun berwarna hitam ukuran midi tampak menonjol ditengah-tengahnya. Gw sengaja minta sama teteh agar CD dan BH nya jangan dulu dibuka. Puting teteh yang agak coklat tidak lepas dari sedotan bibir gw, demikian pula bukitnya tidak pernah lepas dari remasan tangan gw, bergantian dengan sedotan bibir teteh ke puting gw.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.rajabaccarat88.info/register.jsp?ref=HFUIJFUCJGRbJEUY" rel="nofollow noopener" target="_blank"><img alt="rajabakarat_coom" border="0" src="http://rajapoker88sexeducation.org/wp-content/uploads/2019/01/Situs-Agen-Judi-Casino-Online-Terpercaya-Indonesia-Rajabakarat.gif" height="79" width="640" /></a>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
“Ndra … pegangin punya teteh …. ohh .. ahh” erang teteh sambil membawa tangan gw ke pangkal pahanya. CDnya sudah mulai basah …. tangan gw mulai menyeruak ke dalam rambut halus teteh, sementara tangan yg satunya bermain-main di pantatnya teteh. Bibir gw mulai menelusuri belakang telinganya. Bibir teteh mulai menjilati leher gw kadang-kadang niup telenga gw.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pindah yu .. ndra ke sofa” teteh menuntun gw menuju sofa. Teteh menyuruhku duduk, dan teteh duduk dipakuan gw menghadap gw. BHnya mulai gw lepas … bukitnya yg padat ranum masih gw remas dan yang satunya gw sedot putingnya. ” ooohh … ndra …. geli … ndra”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“OOh …. teh … masukin yah …teh” kemudian teteh berdiri sebentar, gw membuka CDnya. Setelah lepas CDnya gw cium …. bau khasnya makin menaikan libido gw. Bulu-bulu halus teteh tampak tidak beraturan di pangkal pahanya berkat tangan gw yg mengacak-ackanya. Teteh menjerit kegelian “ohh … ohhh .. ahhh, masukin aja ndra, teteh udah gak tahan” erangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkali-kali gw coba memasukan adik gw, tetapi selalu meleset … dan gagal terus. Teteh yg sudah gak sabar akhirnya membimbing adik gw untuk memasuki tubuhnya. Bleeessss … ohh akhirnya. Seumur hidup belum pernah terbayangkan nikmatnya burung gw masuk kedalam memeknya teteh. Teteh menjerit …. dan mulai menggerakan pantatnya … kadang naik turun, terkadang melingkar-lingkar. Gesekan demi gesekan membawa kami melayang layang jauh. 10 menit telah berlalu ….</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teteh menarik pantatnya dan menarik gw ke tempat tidur. Tubuh teteh terlentang, kedua kakinya dibuka lebar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo … ndra … ayo masukin … cepat”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gw mulai memasuki tubuhnya …. mulut kami berpagutan dan lidah kami saling membelai. Pinggul gw mulai naik turun dengan cepatnya mengimbangi putaran pantatnya teteh … sehingga terdengar bunyi ciprakan, akibat kocokan batang gw pada kemaluan teteh. Gerakan teteh mulai liar, kedua kakinya dilingkarkan ke pinggang gw.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ooohh… ndra …. sssshh ….ohhh …. awww” teteh makin meracau sambil menggigit bibir bawahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil terus meremas dan kadang-kadang menggigit putingnya … gerakan gw pun terbawa liar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ndra …. kocok teruzzzz ndra …. teteh mau keluar”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gw makin mempercepat tempo dan agak kasar. Masih terdengar erang kenikmatan dari mulut teteh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ohhh … ooohh …. ndra ….yang keras …ndra”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa, sepertinya kami akan mencapai bersama-sama, dan Ooooh…. CRett .. crett ….cret …. seperma gw muncrat didalam kemaluannya teteh. Bersamaan dengan terdengarnya jeritan kenikmatan dari mulut teteh “Ndraaaa …. ooh … ohhhh”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak saat itu, gw gak pernah lagi bertemu dengan teteh, bahkan komunikasi via telponpun gak pernah. Jika ditelpon ke kantornya … selalu menghindar. Berbagai maca pesan pun tidak pernah dibalasnya. Akhirnya gw nyerah dan berusaha untuk melupakan teteh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuh tahun kemudian, tanpa diduga gw bertemu teteh dalam suatu seminar di Jakarta. Rupanya teteh sudah lama tidak bekerja di hotel. Teteh masih seperti yang kukenal 7 tahun yang lalu. Teteh yang kalem dan tidak banyak bicara. Teteh yang tidak pernah meninggalkan senyum khasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“apa khabar ndra ? Berapa tahun yah kita tidak bertemu ?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Teteh sendiri bagaiman khabarnya ?” gw malah balik bertanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iiihh… gemes banget deh (dalam hati gw). Adik gw bisa mencium bau yg pernah dikenalnya, karena seketika itu juga langsung bangun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disela-sela coffee break dan lunch, kami banyak menghabiskan waktu dg obrolan-obrolan yang ringan, sambil menanyakan kegiatan masing-masing, tanpa menyinggung kejadian di kamar hotel itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seminar hanya satu hari, tapi karena selesai pukul 19.00, teteh menginap di hotel yg sama dg tempat seminar. Katanya gak mungkin kalo pulang ke Bandung malam itu juga. “Ndra … besok antar teteh ke gambir yah …” Gw mengangguk dan berharap lebih dari sekedar mengantar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Teh … selesai seminar, kita jalan-jalan yuk !!” timpalku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nggak ah .. teteh mau istirahat aja di kamar” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai seminar, gw memaksa untuk mengantar teteh ke kamarnya. Teteh menolak keras. Tapi setelah di desak dan berjanji tidak akan macam-macam, akhirnya teteh mau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para peserta seminar turun memakai lift menuju lobby, tetapi kami berdua naik lift ke atas menuju lantai 15. Di dalam lift kami diam membisu. Namun tanpa diduga … teteh menubruk gw dan menempelkan bibirnya dibibirku. Dengan cepat gw bisa menguasai diri dan mengimbangi serangan teteh. Tangan kiri teteh masih mendekap map seminar sementara tangan kanannya memegang kepala gw. Tangan kiri gw melingkar pinggangnya dan tangan kanan gw meremas pantatnya. Alamaak … teteh gak pakai Celana Dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aktifitas kami berhenti ketika bel lift berbunyi di lantai 7. Rupanya ada 2 orang tamu lain yg akan menuju lantai 12. Dada gw masih deg-degan gak karuan, jakun gw naik turun. Setelah orang tersebut turun di lantai 14 … gw hendak bergerak lagi, tetapi ditahan teteh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Teh … sejak kapan gak pakai Celana Dalam ?” tanyaku dengan napas memburu. Teteh hanya tersenyum …menggoda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nih … ndra, ambil kunci kamar di dalam tas teteh” kata teteh santai. Gw mulai mencari-cari kunci dalam tas teteh …. alamak …. malah nemu Celana Dalam teteh yang berwarna hitam berenda. CDnya gw tarik keluar dan gw isep, bau khas wanita membuat libidoku makin naik ke ubun-ubun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hey… kuncinya mana ?” kata teteh yang sudah tiba lebih dulu di depan pintu kamar. Gw sibuk membuka pintu kamar. Napsu kami berbedua sudah tidak bisa ditahan. Ketika pintu tertutup di belakang kami, langsung saja kami berdua terlibat dalam pergulatan yang sangat panas. Tas, map, sepatu, baju dll berserakan di dekat pintu. Bibir kami saling pagut, tangan teteh sudah membelai batang gw, tangan gw sudah menelusuri kesana-kemari. Gw bugil 100% sementara teteh masih memakai BH warna hitamnya, tetapi nenen nya udah keluar dari cupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teteh dulu … lain dengan teteh sekarang, kalo dulu masih memakai gaya convensional, tapi sekarang ……..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gw menggerinjal kenikmatan, pasalnya batang gw sudah dalam genggamannya dan keluar masuk bibirnya yang mungil. Terkadang di sedot, kadang2 dijilatinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
BHnya teteh udah gw buka sepenuhnya ….. teteh yang masih jongkok dan asik dg permainannya gw angkat ke tempat tidur. Posisi kami 69. Teteh dibawah masih nyedot batang gw, dan gw diatas mulai menjilati kemaluannya. Bau teteh (baunya soft, kayaknya dirawat banget tuh kemaluan teteh) mulai menyeruak ke dalam hidung gw.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
10 menit berlalu … posisi kami berubah. Masih rebahan di tempat tidur …. teteh membelakangi gw …. dan gw penetrasi dari belakang. Tangan gw meremas-remas dan memelintir putingnya teteh. Pantat teteh bergerak memutar kadang-kadang naik turun ” ooohhh ndra…enak banget ndra” erangnya. Ganti posisi lain ndra” Gumam teteh sambil melepaskan adik gw. Kemudian Teteh menungging …. tanpa disuruh gw masukin kemaluannya teteh. Berbagai macam style udah kita cobain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo ndra …teteh udah gak tahan … pengen keluar” erangnya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teteh terlentang, kakinya dibuka lebar-lebar. Batang gw sudah masuk ke dalam kemaluan teteh. Gerakan kami berirama, pantat gw naik turun, pantat teteh berputar-putar. Makin lama makin liar….. dan makin tidak terkendali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan akhirnya …. Ahhhhh …. Crett…cret…cret. Semprotan air mani gw begitu kuatnya … hingga membuat teteh menjerit kenikmatan … karena bersama-sama mencapai puncak asmara. Tubuh kami terkulai lemas diatas tempat tidur….. Tak puas-puasnya gw mencium bulu-bulu halus dibawah ketiak teteh. Setelah mandi … kami turun ke coffee shop untuk makan. Selesai makan tanpa membuang waktu kami kembali ke kamar ……. sambil berjalan bergandengan, teteh membisiki gw ….. “Ndra….. teteh gak pake celana dalam …..</div>
<br />comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-26425600790896738082019-01-17T03:00:00.000-08:002019-01-17T03:00:05.991-08:00Vivi Teriak Seks Oh Nikmatnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsx1XAokcUVp3gip0OJl_dphkRhsNRhPsrE8mFSG75dcvxELckXNqYtPsSpJkWbACwII5-HT79Bj12g-XhQ8sdszHK-8pYtQGkNnuBI5g1PVS_U3MswHPK2npQCyBT6dTqxzub7AHglD8/s1600/cerita+seks.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="474" data-original-width="376" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsx1XAokcUVp3gip0OJl_dphkRhsNRhPsrE8mFSG75dcvxELckXNqYtPsSpJkWbACwII5-HT79Bj12g-XhQ8sdszHK-8pYtQGkNnuBI5g1PVS_U3MswHPK2npQCyBT6dTqxzub7AHglD8/s640/cerita+seks.png" width="506" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: red;"><a href="https://cupcakesmaniss.blogspot.com/" target="_blank">CUPCAKESMANISS</a> </span></b>- Sejak Pertemuanku Dengan Vivi di Kereta Api | Aku kebetulan ada tugas di Jakarta, berangkat tanggal 1 Februari 2001. Aku pergi ke sana naik kereta eksekutif. Ah enaknya udara AC di kereta, begitu duduk aku langsung ngantuk. Tapi tidak disangka di sampingku ternyata duduk seorang cewek yang bukan main cantiknya.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Cerita Sex Vivi Teriak Seks Keenakan</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Selamat siang Mbak?” kataku basa-basi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Siang Mas,” jawab si cewek.Setelah meletakkan tas di rak atas kepala, aku pun duduk di samping si cantik itu. Biar lebih detail aku perinci penampilan si cewek ini. Wajah mirip Tia Ivanka dan bodinya mirip Nafa Urbach, kulit putih hidung mancung, alis mata tebal (bukan buatan lho), bibir sensual, dagu indah, leher jenjang. Terus ukuran dadanya, aku belum kelihatan karena dia memakai blazer warna hitam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil menghabiskan waktu di perjalanan, aku baca majalah favoritku, majalah bola Liga Italia. Emang sih aku ini termasuk maniak bola. Eh rupanya majalahku ini pembawa keberuntungan, karena si cewek cantik itu ternyata tertarik dengan bacaanku ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas, seneng bola ya?” tanya si cantik.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya Mbak, kok tanyanya gitu, apa Mbak juga seneng olahraga bola,” tanyaku juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan ternyata memang dia senang bola jadi kami ngobrol banyak tentang bola.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas kerja apa di Jakarta?” tanya si cantik.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya kerja di kantor pengacara,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembicaraan kami semakin jauh dan dia menawarkan untuk janjian pergi hari Sabtu malam Minggu di Jakarta. Nah ini dia deh, aku langsung saja tangkap peluang untuk tahu lebih jauh tentang si cantik ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam itu ternyata kereta yang kunaiki baru sekitar jam 7:00 malam kurang tiba di Jakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas pulangnya naik apa, kalo nggak dijemput ikut saya aja,” kata si cantik itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya belum tau deh naik apa, ya naik taksi aja kan banyak,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Udah ikut aja saya, nanti biar diantar supir saya,” desak si cantik lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya aku dari Gambir naik mobil si cantik. Setelah sampai di ujung gang aku minta turun di situ.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oke ya sampai ketemu, besok saya akan telepon kamu,” kataku pada si cantik.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Malam Mas, sampai besok ya,” balasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Paginya aku harus bangun pagi-pagi karena mau pergi ke kantor atasanku. Nah setelah selesai meeting di kantor, aku langsung telepon cewek cantik kemarin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hallo, bisa bicara dengan Vivi,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Dari siapa ini,” tanya sebuah suara wanita.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini dari Sony, teman Vivi dari Malang,” kata aku supaya si Vivi tidak lupa.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hi Mas, apa kabar, dan gimana acara kami malam ini,” jawab Vivi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya sih udah siap jemput kamu sekarang,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya langsung aja Mas kalau gitu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>KUNJUNGI : <span style="background-color: white; font-family: inherit;"><span style="color: red;"><i><u><a href="https://cupcakesmaniss.blogspot.com/p/daftar-situs-judi-terpercaya.html" target="_blank">Kisah Aku Di Perawani Oleh Pacarku</a></u></i></span></span></b></span></div>
<div class="post-meta" style="background-color: white; color: #bdbdbd; font-family: Montserrat; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.2s ease 0s;">
<span class="post-author vcard" style="margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.2s ease 0s;"><span style="font-size: large;"><b><span class="fa fa-user" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; color: #cbcbcb; display: inline-block; font-family: FontAwesome; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: 1; outline: 0px; text-rendering: auto; transition: all 0.2s ease 0s;"></span></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku langsung meluncur ke rumah Vivi. Gila benar, ternyata rumah si Vivi ini besar dan mobilnya selusin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah kamu malam ini beda sekali ya, kelihatan lebih sederhana tapi tetep wah..” kataku sambil jelalatan melihat badannya yang ternyata wah wah wah.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah Mas Sony bisa saja, saya kan emang begini ini,” kata Vivi merendah.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gini-gini juga bikin pusing saya nih,” kataku menggoda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Eh ternyata si cantik itu mencubit lenganku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas Sony juga paling bisa deh, kemarin katanya karyawan biasa, kok mobilnya Mercy yang baru.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh itu, itu mobil dinas kok?” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah Mas ini bisa aja, masak mobil dinas Mercy baru sih..” katanya sambil mencubitku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam itu kami ke restoran mewah. Selesai makan kami ke pub.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas, kalo Vivi minum banyak, nggak pa-pa kan?” tanya si cantik.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Untuk kesehatan sih jangan, tapi kalau sekali-sekali terserah kamu, masak saya melarang, nanti kamu bilang emangnya elu siapa.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nggak maksudnya Mas Sony nggak pa-pa ngeliat Vivi minum banyak.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh itu sih oke, saya ini nggak banyak ngatur dan ‘possesive’ ke cewek, yang penting jangan reseh ya!” kataku ke Vivi sambil kupegang dan belai kepalanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalo gitu kita minum aja Tequila,” teriak Vivi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aduh ampun deh, kalo minum itu, nanti kalau saya juga teler siapa yang anter,” tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya kita nggak usah pulang, kita nginep aja di hotel sebelah.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hah, kamu serius nih..”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya bener, kenapa sih, kok kamu belum ngerti juga kalo saya dari kemarin di kereta udah memperhatikan kamu,” kata Vivi sambil menggalayut ke badanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Uh mati deh aku, disosor sama cewek cantik yang umurnya cukup jauh di bawahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya kalo kamu bilang gitu saya ikut aja, tapi kamu nggak nyesel dan emang sadar kan ambil keputusan ini,” kataku sekali lagi untuk meyakinkan diriku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yes darling, I’ve decided and never regret,” kata Vivi sambil memelukku dengan sebelah tangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan malam itu aku minum mungkin sekitar 12 gelas kecil Tequila, dan Vivi menenggak tidak kurang dari 6 gelas. Kami berdua sudah mulai tinggi karena kebanyakan minum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Vi, pulang aja ya, mumpung saya masih bisa nyetir.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya deh pulang aja, biar bisa lamaan berduaan sama Mas Sony,” jawab Vivi manja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di mobil Vivi sudah tidak bisa menahan diri lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas, Vivi nggak tahan nih.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu mau muntah ya,” tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bukan.. bukan itu, tapi itu tuh, nggak tahan itu,” tangannya dengan jahil menunjuk-nujuk ke pangkal pahaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Vivi buka ya,” katanya dan tanpa menunggu aba-aba, tangannya segera menggerayangi reitsleting celanaku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang masih setengah tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan perlahan tapi pasti, dilahapnya seluruh batanganku ke dalam mulutnya yang seksi. Dimainkannya ujung batangku dengan lidahnya. Aku merasakan batangku mengeras dan semakin mengeras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Vi, aduh gimana nih sekarang, kamu tanggung jawab lho,” kataku menggodanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya udah deh cari aja hotel,” kata Vivi sambil terus mengocok batangku, dan dengan tangan satunya dia meremas-remas payudaranya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hotel pun pilihannya jatuh di Hotel ****(edited) Menteng Prapatan. Kami berdua naik ke kamar sudah agak sempoyongan tapi ditegak-tegakkan supaya kelihatannya sehat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setibanya di kamar Vivi menyempatkan menelepon ke adiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Vin, ini aku nginep di Hyatt ****(edited) kamar 900, bilangin bokap ya!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku begitu datang dari kamar mandi mengenakan handuk saja, langsung ditubruk dan handuknya ditarik si cantik yang ganas itu. Sambil mencium dada, perut dan sekujur tubuhku, Vivi dengan tergesa-gesa melepas bajunya dan melemparkannya ke penjuru kamar. Begitu terlepas BH yang menutupi dadanya yang padat itu, terlihat payudaranya yang putih padat dengan putingnya yang terlihat kecil mencuat karena terangsang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://www.rajabaccarat88.info/register.jsp?ref=HFUIJFUCJGRbJEUY" rel="nofollow" target="_blank"><img alt=" RAJABACCARAT" border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="79" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeUhySKtYIfPMa22lFYRVy0__pDzGfD_ykpllm5bNed-HQ1qznYr7BRepzLzx-KQXL3A_6DQtvc7AVEKLV6e8Rp3RwLiQsyuY7jXbbhjE5DMTYJxegZUiWM9dfu6-q9lC7_ttdu16k6qA/s640/rajabaccarat79.gif" title=" RAJABACCARAT" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disambarnya batanganku yang sudah tegang karena melihat keganasan dan tubuh Vivi yang indah itu. Sambil menaik-turunkan mulutnya mengikutipanjangnya batangku, tangan kanan Vivi mengusap dan mempermainkan klitoris dan sekitar bulu kemaluannya sendiri, serta sesekali terdengar erangan dari mulutnya yang terus menghisap batangku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Capek dengan kegiatannya, si cantik itu menjatuhkan badannya ke tempat tidur sambil mengangkat kedua kakinya ke atas. Tangan kirinya membelai rambut kemaluannya sendiri, dan tangan kanannya mempermainkan lipatan-lipatan kulit klitoris di kemaluannya. Aku melihat Vivi seperti itu, langsung ikut membelai bulu kemaluannya yang halus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kujilat putingnya yang menonjol kecil tapi keras, kujelajahi perutnya yang kencang, kumainkan ujung lidahku di sekitar pusarnya. Dan terdengar erangan Vivi,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Egghh, uhh..” Langsung kuhujamkan ujung lidahku ke lubang kemaluannya yang sudah basah, dengan kedua jempolku, kudorong ke atas lipatan klitorisnya, kupermainkan ujung lidahku di sekitar klitoris itu,</div>
<div style="text-align: justify;">
“Uuhh, egghh, ahh..” teriak Vivi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena tidak tahan lagi, langsung saja kumasukan batang kemaluanku yang dari tadi sudah sangat keras. Dan ternyata basahnya kemaluan Vivi tidak mengakibatkan rasa licin sama sekali, karena lubangnya masih terasa sempit dan sulit ditembusnya. Begitu terasa seluruh batang kemaluanku masuk di dalam jepitan lubang kemaluan Vivi, perlahan-lahan kupompa keluar dan masuk lubangnikmat itu. Belum terlalu lama aku memompa kemaluan Vivi, tiba-tiba,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahh, uugghh..” teriak Vivi, rupanya dia sudah orgasme. Aku mempercepat gerakan dan teriakan Vivi semakin menjadi-jadi, lalu kuhentikan tiba-tiba sambil menekan dan memasukkan batang kemaluanku sedalam-dalamnya kelubang kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.. Oh.. Oh.. that was so nice darling, let’s make another,” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kubalikkan badannya telungkup ke tempat tidur, dan dari belakang kupompa lagi keluar masuk lubang kemaluannya yang ketat itu, kurebahkan badanku menempel ke punggung Vivi dan kugerakkan pinggulku secepatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh Mas enak sekali.. aahh..” teriak Vivi lagi karena orgasme yang kedua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi kali ini aku tidak stop, karena aku juga sudah merasakan denyutan yang memuncak di sepanjang batangku. Dan dengan kecepatan penuh kupompa keluar masuk lubang kemaluan ketat itu. Diiringi erangan yang semakin menjadi-jadi dari Vivi, akhirnya aku juga mencapai klimaksnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Paginya karena hari Minggu, aku tidak terlalu resah untuk bangun pagi. Apalagi aku sekarang sedang menginap di ****(edited) bersama Vivi. Waktu aku bangun kulihat jam di meja samping tempat tidur, eh baru jam 8:00 pagi. Kepala masih nyut-nyutan, dan kamar masih gelap sekali, tapi aku tetap bangun dan ke kamar mandi. Setelah sikat gigi dan “nyetor saham”, aku langsung ke tempat tidur lagi dan masuk ke balik selimut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Emm, Mas kok pagi-pagi sudah bangun sih. Uuhh.. tangan kamu tuh dingin, jangan nempel-nempel dong!” kata Vivi protes.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi tanpa menghiraukan protes Vivi, aku tetap menempelkan badanku ke badan Vivi yang juga telanjang bulat. Dari belakang kupeluk badannya yang padat berisi, dengan tangan kananku, kuraba buah dadanya yang menonjol. Aku memainkan jari-jariku di sekitar putingnya yang terasa menonjol kecil. Kurasakan badan Vivi menggeliat sedikit tapi kemudian diam kembali. Kulanjutkan lagi rabaanku ke daerah perut menuju rambut-rambut halus di sekitar kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan-lahan kuusap-usap rambut-rambuit itu, dan di balik rambutnya kuraba dan mainkan klitoris Vivi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Emm, ehh, Mas, uhh, Mas, ya itu di situ enak, terus ya,” kata Vivi tiba-tiba.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa terasa, batangku mulai mengeras lagi. Tidak pikir lama-lama langsung kutempelkan pinggulku ke pantat Vivi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terasa batang kemaluanku tepat di belahan pantat Vivi. Tanganku tetap kumainkan di daerah kemaluannya, dan aku bisa merasakan kemaluannya mulai basah. Segera kuarahkan ujung batangku ke lubang kemaluan Vivi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aghh..” erang Vivi saat ujung batangku agak dengan paksa menusuk ke liang kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kugenjot batang kemaluanku sampai akhirnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Akhh..” erang Vivi rupanya dia sudah sampai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Vivi melepas batang kemaluanku dari lubang kemaluannya, dan memintaku untuk tidur terlentang. Lalu dengan perlahan lagi, dia naik ke atas badanku dan mulai memasukkan batang kemaluanku yang tadinya sudah hampir mencapai puncaknya. Vivi menghadap ke arahku, sehingga terlihat wajahnyayang cantik serta buah dadanya yang menonjol besar. Pinggul Vivi meliuk-liuk menimbulkan rasa enak dan ngilu di sepanjang dan ujung film semi klik disini batang kemaluanku yang terjepit erat di antara kemaluan Vivi. Kuraih buah dada Vivi dan kuremas-remas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh, yes, yes, yah terus Mas, oouhh enaknya, ya..” teriak Vivi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya secara membabi buta.</div>
comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-50882543398158007112019-01-16T01:49:00.000-08:002019-01-16T01:49:07.594-08:00Kisah Seks Nikmatnya Dengan Calon Pengantin Baru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhRIqVdQwHJYcT3tiU4OLCxXpfsVSbQ8szQxNMLuV9_n56aT5FvSxkGH8nokPodfB75M6-2YksvToCTmtRU4KggBUPAPBSUcZ7YBdUYeb3ivlzMsccQKhR6SyX8qSysMEgbxQ4qdsJ8fQ/s1600/Screenshot_26.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="434" data-original-width="587" height="472" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhRIqVdQwHJYcT3tiU4OLCxXpfsVSbQ8szQxNMLuV9_n56aT5FvSxkGH8nokPodfB75M6-2YksvToCTmtRU4KggBUPAPBSUcZ7YBdUYeb3ivlzMsccQKhR6SyX8qSysMEgbxQ4qdsJ8fQ/s640/Screenshot_26.png" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://cupcakesmaniss.blogspot.com/" target="_blank">CUPCAKESMANISS </a>- Aku mau bercerita tentang pengalamanku yang sungguh-sungguh terjadi dengan adikku yang bernama Rafi, ia masih 17 tahun kelas 2 SMU Negeri, ia orangnya ceria, lucu, nggak pemarah, dan enak diajak ngobrol, jadi kukira ia orang yang baik dan menyenangkan, tapi ternyata juga mempunyai sifat yang mengerikan pula jika emosinya meledak, dan mempunyai nafsu birahi yang besar, apalagi jika terangsang sesuatu yang berhubungan dengan sex meskipun itu dari saudaranya sendiri atau dengan kata istilah lain “phsyco”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari, ketika aku pulang kuliah sore, aku menyempatkan diri ke kamar adikku mau mencari buku komik kesukaanku yang baru dipinjam tiga hari oleh adikku. Saat mencari-cari aku tidak sengaja menemukan beberapa VCD porno di meja belajarnya dicampur dengan CD-CD PSnya, aku kaget bukan main, karena tidak menyangka adikku suka nonton film-film porno, aku juga curiga akhir-akhir ini, ia pendiam, dan jarang ngobrol denganku, dan yang paling mencurigakan adalah ia barusan mengisi film kamera digitalnya dengan alasan mau memfoto-foto gadis yang mau diincarnya selama ini, aku tidak menyangka gadis yang dia incar selama ini adalah aku sendiri, saudara kandungnya. Tetapi karena orang tuaku sedang keluar kota, aku jadi tidak bisa memberitahu mereka tentang VCD pornonya selama ini, jadi aku biarkan saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Besoknya, saat aku hendak pergi kuliah pukul setengah satu siang, dan kebetulan hari itu adikku sudah pulang dari sekolah, ia mengajak 3 orang temannya masuk ke dalam rumah dan nonton TV bersama, mereka si-A yang bertubuh kekar dan berkulit hitam legam, si-B yang berbadan gemuk tapi agak pendek, dan si-C yang kelihatan paling tua karena berbrewok agak lebat, mungkin umurnya sama denganku atau bahkan lebih tua. Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat aku mau berangkat, aku sempat curiga dengan sikap adikku karena dia melihatku terus-menerus dan nafasnya juga agak terengah-engah, aku hanya mengira ia cuma kecapean pulang dari sekolah, ternyata tidak sebab tiga temannya tidak pada merasa kecapaian. Ia terus memandangi tubuhku dari atas kebawah, aku jadi agak takut apakah dia merasa terangsang melihat tubuh dan bajuku yang seksi, sebab aku memakai hem ketat putih lengan pendek, BHku yang berbentuk tali dan berwarna hitam untuk menutupi payudaraku yang berukuran 36B terlihat jelas karena memang agak transparan. Dan aku memakai celana jeans sangat ketat dengan sebagian CDku nampak, dan pantatku yang bulat dan sering diremas oleh kondektur bis saat naik dan turun dari bis kota terlihat lebih menonjol, apalagi kulitku juga putih bersih karena aku keturunan Cina di ayahku dan ibuku orang bandung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memakai baju seksi ini karena aku mau tampil menarik di depan pacarku yang namanya Vandy yang baru 3 hari jadian. Saat mengambil kunci motorku, aku semakin penasaran karena teman-teman adikku memberikan uang ratusan ribu kepada adikku dan juga ikut memandangi tubuhku saat aku jalan di dekat mereka. Aku menduga mereka merasa terangsang oleh bau parfumku yang memang agak menyengat dan bertujuan untuk memberi rangsangan kepada cowok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat aku hendak membuka pintu, dari belakang secara tiba-tiba aku disekap oleh tangan yang hitam, agak bau dan kotor, ternyata tangannya si-A teman adikku, aku kaget dan berontak tetapi sia-sia karena dia lebih tinggi dariku dan badannya juga lebih besar berkulit hitam dan karena aku melawan terus aku dipukul perutku oleh Rafi (adikku) sendiri, sehingga aku jadi lemas. Kemudian si-B teman adikku yang lain mengangkat kedua kakiku dan menggendongku bersama si-A ke ruang TV, sementara si-C mengeluarkan VCD BFnya dari dalam tas, kemudian menyetelnya ke TV, mereka tersenyum-senyum, apalagi adikku lebih gembira sambil menghitung uang dari teman-temannya, aku sudah mengerti itu pasti uang untuk menikmati tubuhku yang masih suci ini untuk diperkosa bersama-sama oleh mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sudah pasrah hanya bisa meneteskan air mata ketika bajuku mulai dilepas kancing bajuku satu-persatu sambil diraba-raba dan diremas-remas payudaraku oleh mereka, sementara wajahku diciumi, dijilati dan sedikit digigiti hidungku yang memang lebih mancung dari hidung adikku ini oleh Rafi, si-B melepaskan ikat pinggangku dan melepaskan celana jeansku, kemudian ia melucuti celana dalamku perlahan-lahan sambil meraba-raba pahaku,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wow paha Mbak putih dan mulus banget hmm.. Harum lagi”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara bagian atas, si-A sudah tidak sabar dan langsung memotong-motong tali BHku dengan gunting, akhirnya aku telanjang bulat, mereka memandangiku seperti hewan kelaparan yang hendak memangsa buruannya sambil membuka seragam SMU Negeri mereka. Adikku langsung menerkam aku, aku hanya bisa memohon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan Dik, aku ini Mbakmu..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi dia sudah tidak sabar dan langsung meremas-remas payudaraku yang masih kencang dan putih bersih ini, lalu ia menggigit putingku yang belum pernah tersentuh lelaki lain hingga memerah, dibagian bawah kakiku si-C menggerayangiku dengan menjilati dan menggigiti “bulu-bulu”ku yang masih lebat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adikku melumat bibirku, lalu kebawah sambil menjilat-jilat kulit tubuhku sampai ke alat vitalku dan melumat vaginaku yang masih suci itu, aku hanya bisa menangis, lalu adikku mulai menegakkan penisnya sepanjang 18 cm itu ke atas vaginaku, dan bicara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ok Mbak waktunya ngambil keperawananmu Mbak.. He he he”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan Fi, pleass.. Ooch.. Aduh.. Aauw sakit fi” belum selesai aku bicara sudah dimasuki penis adikku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aach.. Uuch masih seret tapi enak.. Bener Mbak, vaginamu ini Mbak!!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski agak sulit menembus vaginaku karena masih perawan, tapi ia terus memaksa sekuat-kuatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aach.. Waow nikmatnya bukan main vaginamu Mbak.. Ooch.. Yes!!” aku merasa kesakitan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aach.. Uuch.. Udah Dik, sakit!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat aku menjerit-jerit tiba-tiba mulutku disumbat penis yang lumayan besar, panjang, berwarna hitam dan bau air kencing ternyata itu penisnya si-A.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo Mbak diemut nih kontolku ha.. Ha.. Ha,” aku hanya menangis terus, karena kedua mulutku (atas-bawah) dihunjam penis yang besar-besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mmph.. Mmpphh”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama 10 menit Rafi mengeluarkan penisnya dan bergantian dengan 3 orang temannya, dan akhirnya selama setengah jam mereka menyemprotkan sperma mereka ke lubang vaginaku, hanya si-B yang mengeluarkan spermanya ke mulutku. Dan mereka merasa senang dan puas melihat aku menderita, setelah puas mereka mengikat tangan dan kakiku agar tidak kabur meskipun aku juga tidak mungkin bisa lari karena tubuhku sudah sangat lemas, dan mereka istirahat sambil merokok, minum-minuman penguat tenaga, kukira semua penderitaan ini sudah selesai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu jam kemudian setelah mereka merasa kuat karena minum jamu dan penguat tenaga lainnya, mereka melepaskan semua tali yang mengikatku, kemudian memperkosaku lagi secara lebih brutal, si-C meletakkan aku di atasnya dengan posisi telentang dan langsung menghunjam lubang anusku dengan penisnya sambil meremas-remas payudaraku dari bawah yang sudah mengencang kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aach.. Ooch duburmu seret Mbak, tapi wuenak tenan,”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya dapat menjerit kesakitan sambil menangis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aach.. Jangan.. Ooch.. Sakit Mas”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu adikku menghampiriku, dia berada tepat diatasku dan mengangkat kedua kakiku supaya mudah posisinya dan langsung memasukkan penisnya yang sudah menegang akibat efek minuman tadi ke vaginaku yang masih mengeluarkan sedikit darah keperawanan, sambil berebutan dengan si-C yang sama-sama sedang meremas-remas payudaraku yang semakin mengencang. Aku hanya bisa mengerang kesakitan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aach.. Uuch.. Jangan Raf, kumohon sudah aja.. Aach sakit.. Oochh!!” saat mulutku menganga menjerit tiba-tiba disumbat oleh penis si-A.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mmph.. Mmpphh”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak bisa menjerit, semua lubang ditubuhku seperti mulut, vagina, dan anusku sudah disumbat penis-penis berukuran besar dan panjang, karena ini pemerkosaan kedua jadi tidak selama yang pertama ‘hanya’ 15-20 menit, sampai mereka menyemprotkan sperma mereka bersamaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi karena si-B belum “menyerangku” dalam aksi keduanya, ia bergantian dengan adikku yang sudah lemas, ia menyuruhku berganti posisi dengan berlutut di sofa, ia mulai menjilat-jilat dan menampar-nampar pentatku ini berkali-kali hingga memerah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wow pantat Mbak gede juga, mulus lagi”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena vaginaku masih terbuka ia langsung menghunjam keras secara cepat sambil menarik-narik putingku selama kurang lebih 15 menit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aachh.. Uuch.. Sakit Mas udah dong Mas, aku dah cape sekali nih!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tubuhku yang sudah lemas ini dibalik dalam posisi telentang, lalu ia mengocokkan penisnya dan mengeluarkan spermanya tepat diatas dadaku dan meratakan dengan kedua tangannya sambil meraba-raba tubuhku. Kini seluruh tubuhku berlumuran sperma seperti mandi sperma dari wajah hingga pantat dan pinggul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah merasa puas, adikku mengambil kamera digital dan memfotoku berkali-kali dengan posisi berbeda-beda dalam keadaan telanjang bulat, basah berlumuran sperma dan memasukkan ke komputer untuk dikirim ke internet dengan cara mendownload ke sebuah website. Dan mengancamku untuk tidak buka mulut kepada siapapun dan kalau bocor rahasia ini, akan disebar foto-foto bugilku ke kampusku termasuk pacarku melalui email teman-temanku baik cowok maupun cewek, ia mengetahui email teman-temanku karena sudah membaca-baca buku catatan harianku, akhirnya aku pilih diam saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Empat hari sesudah itu, adikku pulang bersama mereka lagi dan mengajak lima orang teman lain untuk memperkosaku lagi, rupanya mereka sudah mulai ketagihan dengan tubuhku ini, itu sudah pasti karena tubuhku ini “hanya” dijual murah oleh adikku, setiap orang membayar adikku Rp 50.000 untuk memperkosaku tanpa kondom sepuas-puasnya tapi jika memakai kondom hanya membayar Rp 35.000, aku hanya mendapat upah 10% dari bayaran tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Totalnya delapan orang tanpa adikku, karena adikku cuma menerima uang dari teman-temannya dan menghitungnya. Mereka berdelapan memperkosaku secara bergantian dan kadang bersamaan dengan lebih menyakitkan karena mereka juga menyiksaku secara hardcore (terus terang aku mengetahui arti hardcore setelah tragedi ini), adikku tidak ikut memperkosaku karena setiap malam ia menyetubuhiku terus dengan berbagai macam gaya yang ia tonton di VCD pornonya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seminggu bisa empat sampai lima kali aku diperkosa teman-teman adikku, kadang sendirian kadang berkelompok, siang dan sore. Tetapi malam harinya oleh adikku sendiri.</div>
<br />comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-32682423714331667182019-01-14T23:14:00.004-08:002019-01-14T23:14:57.294-08:00Kisah Aku Di Perawani Oleh Pacarku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2sD6jtv91GLh6LGkVRJDSmgOQaGwum2wIiX5Qy_29WNvpfqDFR-QQhmQfYb9VF31xsf0T3mFXZJUfEEfGickqwyVLOMt7eZiOMATO81Xc0dLCRwbiOFf08-HInq_DSJMNCwdSOgRQUGA/s1600/Screenshot_22.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="396" data-original-width="528" height="481" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2sD6jtv91GLh6LGkVRJDSmgOQaGwum2wIiX5Qy_29WNvpfqDFR-QQhmQfYb9VF31xsf0T3mFXZJUfEEfGickqwyVLOMt7eZiOMATO81Xc0dLCRwbiOFf08-HInq_DSJMNCwdSOgRQUGA/s640/Screenshot_22.png" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://cupcakesmaniss.blogspot.com/" target="_blank">CUPCAKESMANISS </a>- Sudah hampir satu minggu aku di rawat dalam rumah sakit ini, namaku Bunga usiaku baru menginjak 21 tahun. Aku seorang pelajar dari salah satu universitas ternama, dan masuk ke rumah sakit ini karena mengalami kecelakaan motor. Ya aku sering naik motor meskipun mamaku sudah melarang bahkan dia pernah mengadukan perbuatanku pada papa tapi aku masih saja ngeyel tidak memperdulikan nasehatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak yang bilang kalau aku memiliki wajah yang begitu cantik, dan aku tidak menampik hal itu karena sejak SMP aku sudah menjalin hubungan meskipun hanya sebatas cinta monyet. Kata cowok yang menjadi pacarku bilang kalau aku memang cantik, tapi sampai sekarang aku belum juga menemukan cowok yang membuat hatiku benar-benar luluh. Karena selama ini aku berpacaran hanya untuk main-main saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pikirku kalau seorang cewek yang tidak pernah berpacaran mereka tidak laku, sifatku juga nakal namun selama ini aku masih bisa menjaga keperawananku meskipun aku hidup di kota besar. Belum pernah sekalipun aku melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa, meskipun berkali-kali juga aku berganti pacar. Aku tahu seorang cowok belum tentu akan bertanggung jawab meskipun sudah melakukan layaknya dalam cerita dewasa tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga akhirnya di RS ini aku menaruh hati pada seorang dokter muda, panggil namanya mas Rangga. Aku memanggilnya dengan sebutan nama karena dia merupakan dokter yang telah merawatku dan karena ingin mencari perhatiannya itulah aku sengaja memanggilnya dengan sebutan mas, dan tidak jarang mama memarahiku karena di anggap tidak sopan. Tapi Dokter Rangga bilang kalau akau bisa memanggilnya dengan sebutan nama saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Usianya memang agak jauh di atas usiaku yakni 30 tahun. Tapi karena dokter Rangga begitu kalem dan ganteng, membuatnya terlihat lebih muda dari usianya. Selama ini akupun sering chat di sosial media dengannya, sedikit banyak akupun tahu tentang dirinya. Dokter Rangga masih single karena itu aku bertekad untuk terus menggodanya mungkin hatiku benar-benar kepincut padanya dan untungnya untuk saat ini aku sudah putus dengan pacarku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya akupun diperbolehkan pulang setelah 9 hari berada di Rs ini, aku merasa sedih karena harus meninggalkan RS. Tapi akupun merasa agak sedikit ada harapan ketika dokter Rangga bilang kalau dia masih mau berhubungan denganku lewat sosmed tentunya, tapi itu sudah cukup membuat aku senang. Jadilah hari-hari yang aku lalui menjadi lebih berwarna untuk mencari tahu tentang dokter Rangga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan aku berani menyatakn cinta padanya meskipun hanya lewat chatingan, awalnya dia bilang kalau masih mau di pikir-pikir dulu. Tapi aku aku mendesaknya akhirnya diapun menerima cintaku, sejak saat itu aku begitu bahagia bahkan akupun menjadi sering main ke RS hanya untuk menemui mas Rangga walau hanya sebentar saja. Hingga akupun sibuk oleh ujian semester yang akan aku hadapi, dan menjadi jarang menemui mas Rangga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak berhubungan dengannya terlintas dalam benakku untuk melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa, tapi aku masih malu apalagi mas Rangga jarang seklaia mengajakku jalan bareng. Dan kalau dipikir-pikir memang baru satu kali dia mengajakku makan siang bareng, dan hubungan kami memanag romatis hanya di dalam dunia maya saja. Namun entah mengapa aku merasa itu sudah cukup menggembirakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin aku benar-benar mencintai mas Rangga, hingga akhirnya pada suatu hari aku berniat main ke rumah mas Rangga. Dan selama ini aku memang belum pernah kesana meskipun aku tahu alamatnya, tepatnya hari minggu aku pergi ke rumahnya. Seorang pembantu membukakan pintu untukku dan tidak lama kemudian mas Rangga datang langsung saja aku peluk tubuhnya dia agak kaget tapi akhirnya membalas pelukanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mas Rangga kemudian mengajakku ke kamarnya dengan alasan lebih nyama ngobrolnya, akupun mau saja karena aku lihat pembantunya memang agak kepo dengan lirikannya padaku. Di dalam kamarnya dia menyuruhku untuk duduk tapi karena aku begitu kangen padanya akupun duduk tapi dengan pelukan hangat darinya hingga akhirnya kamipun sama-sama terpancing untuk melakukan hal yang lebih, kami berciuman lama sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga akhirnya ketika tangan mas Rangga mulai meremas buah dadaku akupun menggelinjang kenikmatan “OOOouuugghh… aaaagggghh… aaaaggghh… aaaaggghhh.. maaas… aaaggggh…” Aku terus mendesah menikmatinya dan membiarkan mas Rangga terus melanjutkan aksinya padaku. Ketika dia semakin melorotkan tubuhnya dan berhenti di depan toketku lalu dengan lembut menyentuh toketku dengan mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini dia mulai mengulum putingku dengan bergantian juga dia meremas dengan kedua tangannya “aaaahhhhhhh….ahhhhhh…..oughhh…lagii mass..gelii masss…” akhirnya tubuhku sudah dalam keadaan telanjang Bulat dan mas Rangga merebahkan tubuhku di atas tempat tidurnya, dengan lembut kembali dia menyentuh toketku lalu mengulumnya dengan penuh gairah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun menikmatinya segera aku buka lebar pahaku setelah melihat mas Rangga hendak memasukkan kontolnya “OOouugghh…pelan..pelan.. mas… aaaaggggghhh… aaaaagggghhh…” Kataku sedikit menjerit dan rupanya mas Rangga tahu kalau baru kali ini aku melakukan adegan layakanya dalam cerita dewasa, dia perlahan mencoba menerobos memekku dan sampai akhirnya bisa juga dia lakukan dengan melewati lubang memekku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dia menggerakan pantatnya perlahan namun pasti akupun mendesah menikmatinya “OOouuggghh….oooouuugghh…. aaaaggghh.. mas… aaagghh.. nikmaaat… mas…. aaaggghh….” Terus saja mas Rangga bergerak bebas di atas tubuhku, hingga lama kelamaan semakin cepat juga dia bergoyang sampai akhirnya aku rasa dia sudah hampir mencapai puncak kenikmatan karena tangannya mulai erat memeluk tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun merasa kalau memekku juga sudah mengeluarkan sesuatu yang nikmat “OOOuugghh… aaagggghhhh…….aaaaaaggghh… saaa… yaaang… aaaaggggghhhhh… aaaaagggghhh…” Kamipun berdua sama-sama mencapai puncak klimaks berbarengan, aku tetap memeluk tubuh mas Rangga meskipun dia hendak bangun dari tempat tidurnya, karena dekapanku begitu erat akhirnya diapun memelukku kembali sambil mengecup keningku dengan mesra.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum lama kami melakukan adegan seperti dalam cerita Panas, tiba-tiba aku mendengar sesuatu yang lumayan gaduh dari luar. Sepertinya suara dari pembantu mas Rangga, dan terlihat pintu terbuka saat itulah aku melihat seorang wanita masuk sambil berteriak ” Dasar bajingan..” Mas Rangga segera bangun dan meminta maaf pada wanita tersebut sambil memohon serta berlutut. Sedangkan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-32733051431079622812019-01-08T01:55:00.003-08:002019-01-08T01:55:56.984-08:00Selingkuh Bersama Sang Pujaan Hati<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgVTGjACQV2fYlUWQcYUyPgmGG6hG2lsVuLQKN9BzxG5PsCAbtfKLDq4sFE_p3t7iRF_fE0sMLAtKc835BMB3sjYjq2Svdt3VnUIqguIlUCqAApJwfcmTbbGKF7769mt3oGzoe3-STyfc/s1600/Screenshot_10.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="348" data-original-width="341" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgVTGjACQV2fYlUWQcYUyPgmGG6hG2lsVuLQKN9BzxG5PsCAbtfKLDq4sFE_p3t7iRF_fE0sMLAtKc835BMB3sjYjq2Svdt3VnUIqguIlUCqAApJwfcmTbbGKF7769mt3oGzoe3-STyfc/s400/Screenshot_10.png" width="391" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://cupcakesmaniss.blogspot.com/">CUPCAKESMANISS </a>- Cerita ini bermula ketika aku sedang konsultasi ke dokter dan bertemu Bini Salah satu dokter disana. Badanya tegap seksi bokong semok pokoknya wah wah dehh.. Peluang sering kali hampir tidak terlihat, ia bisa muncul tiba2 dan menghilang jika tidak teramati. Bentuk peluang juga seingkali tidak jelas, artinya pangkal dan ekornya sangat jauh berbeda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa tulisan ini saya buka dgn kalimat seperti itu, karena cerita saya berikut ini sangat berkaitan dgn kalimat pertama di tulisan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tidak ingat hari dan tanggalnya, tetapi saya ingat bahwa hari itu saya melintasi jalan Iskandar Muda, atau lebih dikenal dgn sebutan Arteri Pondok Indah, Jakata. Pagi itu lalulintasnya lebih padat dari hari-hari biasa. Saya merasa begitu, karena setiap hari ini adalah rute menuju kantor saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kira-kira 32 meteran di sebelah kiri depan saya terlihat orang berkerumun, Saya duga ada pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan. Namun tidak terlihat di sekitar situ ada sepeda motor yg tergeletak atau bekas tertabrak . Karena arus maju perlahan, kemudian saya melihat seorang laki-laki duduk tersandar, wajahnya pucat dan sedang dikipasi. Melihat itu saya langsung meminggirkan mobil dan memarkir di tempat kosong. Segera saya datangi orang yg tersandar pucat tadi. Saya menduga dia terkena serangan jantung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas taruh pil ini di bawah lidah, jangan ditelan, dan bernafas agak panjang. “ kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menuruti perintah saya, dan 10 menit kemudian kelihatannya dia agak pulih, lalu duduk sambil bersila. Keringatnya deras bercucuran. Nafasnya masih terengah-engah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas kondisi begini, tidak boleh mengendarai motor dulu, “ kata saya sambil membantu dia menitipkan sepeda motor di salah satu toko.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh pemiliknya dia mau dititipi motor sementara. Saya tak lupa menanyakan nama dan no teleponnya lalu saya masukkan ke HP saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas mari saya bantu untuk ke rumah sakit terdekat, si mas ini dalam bahaya besar, bisa-bisa game kalau tidak mendapat pertolongan segera.” kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mau dibawa ke rumah sakit mana pak,” kata seorang wanita yg dari tadi tidak terperhatikan saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mbak ini siapa,” tanya saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya istrinya Pak,” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sial saya belum terlalu tua malah mungkin sebaya dgn suaminya udah dipanggil pak, mungkin karena pakaian kantoran saya yg rapi dilengkapi dgn jas, jadi dia panggil saya pak mungkin sebagai penghormatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kebetulan ini mbak bisa dampingi suami ke rumah sakit,” kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Si mas korban serangan jantung tadi duduk di depan dan istrinya duduk di belakang. Wajahnya masih pucat, kendaraaan aku arahkan ke rumahsakit terdekat. Aku langsung membawanya ke instalasi gawat darurat. Istrinya kuminta menunggu. Kepada dokter di situ aku jelaskan bahwa pasien ini kemungkian terkena serangan jantung. Perawat langsung memasang masker oksigen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah aku memarkir mobil, Istrinya langsung menyambutku dan dia mengajakku menemui dokter. Menurut dokter pasien terkena serangan jantung, diduga ada penyempitan atau penyumbatan di jantungnya. Dia menyarankan agar pasien jangan pulang, tetapi perlu diperiksa lebih teliti dgn berbagai peralatan. Kami dirujuk ke dokter spesialis jantung. Tidak lama menunggu aku ikut masuk ke ruang praktek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan sementara dokter jantung, si pasien perlu penanganan serius, dan sebaiknya langsung rawat inap, karena kondisinya cukup kritis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku langsung menyetujui dia dirawat inap dan menjalani beberapa pemeriksaan untuk memastikan sumber gangguan di jantungnya. Dokter jantung untuk sementara melihat kemungkinan pasien perlu dipasang ring di pembuluh jantungnya. Iseng saja aku tanya, berapa biaya pemasangan satu ring. Kata doter menyebut satu angka yg jumlahnya ratusan juta rupiah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar itu istrinya tercengang, gantian dia pula yg wajahnya pucat. Aku tenang saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suster mendorong kursi roda yg diduduki si mas tadi menuju kamar kelas 1, karena memang hanya itu yg ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah dia dibaringkan dan dipasang selang oksigen, dan suster keluar kamar, baru aku berkenalan. Orang yg kutolong itu sambil berterima kasih memperkenalkan namanya Riki, dan dia memperkenalkan istrinya Risma. Ah baru kusadari, ternyata istrnya cantik juga. cerita ngentot</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak kami gak sanggup bayar biaya rumah sakit ini, kenapa bapak langsung setuju saja suami saya di rawat di sini, duit dari mana,” kata istrinya langsung menyerangku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku senyum saja,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ Emang si mas gak punya asuransi,”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah boro-boro asuransi pak, hidup aja pas-pasan,” kata Risma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya sudah, tenang sajalah, nanti saya carikan bantuan, untuk sementara saya sudah gesek kartu kredit untuk jaminan deposit,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Terus pak kalau memang harus dipasang ring kata dokter tadi, mana mungkin kami punya duit segitu banyak, biayanya kok mahal banget ya pak,” kata istrinya sambil matanya berkaca-kaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah itu belum tentu, dokter tadi kan hanya mengira-ngira berdasarkan pengalaman dia praktek, tapi setelah pemeriksaan nanti, belum tentu harus pasang ring. Tapi kalau pun perlu pasang ring, saya punya kenalan dokter ahli jantung dan pembuluh darah yg banyak menolong orang yg akan operasi jantung, akhirnya tidak perlu dioperasi.” kata ku menenangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sudahlah Mas Riki istirahat dulu, kalau mbak Risma bisa menemani, ya temani dulu, tapi kalau mau ditinggal menyelesaikan urusan, silakan saja. Nanti sore saya kembali, ini kartu nama saja,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku agak kesiangan tiba di kantor. Aku memang tidak memiliki jam kerja, karena perusahaan itu memang milikku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiba di kantor aku langsung memanggil rapat kepala-kepala bagian, untuk mengupdate proyek-proyek. Sekitar setengah jam meeting selesai dan aku pun tenggelam pada berbagai penyelesaian pekerjaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
HP ku bergetar, no nya tidak aku kenal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak, bapak jadi ke rumah sakit, jam berapa bapak datang, kata suara merdu di seberang sana,” ah ini pasti suara Risma istri Riki yg tadi pagi aku tolong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sekitar jam 5 nanti saya mampir mbak, gimana keadaan suami mbak” tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menjawab,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ dia tidur pak, kelihatannya sih gak apa-apa.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin si Mas Riki perlu tinggal di rumah sakit sampai 3 hari untuk menyelesaikan berbegai pemeriksaan, yah sabar aja mbak, dan gak usah mikirin biaya, ada aja kok yg bantu,” kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wajah Riki masih agak pucat ketika aku kunjungi, kami ngobrol sebentar dan aku meredakan kekuatirannya, baik kuatir mengenai penyakit, maupun kuatir mengenai biaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ketiga aku bertemu dgn dokter yg merawat Riki sebelum menjenguk ke kamar perawatan Riki. Menurut dokter, kondisi jantung Riki kurang baik, sehingga memang benar perlu dipasang satu ring, selain itu dia menderita hipertensi atau darah tinggi dan gula darahnya cukup tinggi. Aku minta pasien bisa dirawat jalan, sehingga hari ini bisa meninggalkan rumah sakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di kamar kudapati Riki didampingi istrinya. Wajah istrinya agak murung dan Riki sendiri matanya menerawang kosong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sudahlah, jangan dibawa sedih, semua ada jalannya kalau kita berusaha. Saya sudah bicara dgn dokter, dan hari ini boleh pulang. Kedua wajah mereka langsung gembira. Gimana tadi kata dokter tentang penyakit saya, Pak,” tanya Riki penuh antusias.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya keadaannya kesehatan bapak kurang baik, gula darah cukup tinggi, tekanan darah juga tinggi dan menurut dokter, jantungnya perlu dipasang ring,” kataku tenang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak perlu risau saya sudah cari bantuan dan mudah-mudahan bisa dapat, saya pikir, jangan terlalu kuatir soal biaya, yg perlu ada semangat untuk kembali sehat” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita dipersingkat aku akhirnya diundang ke rumah mereka, yg letaknya lumayan jauh dipinggiran jakarta. Wilayahnya sudah bukan jakarta lagi, tetapi sudah Provinsi Banten. Rumah mereka sederhana dan rapi saya duga ukurannya sekitar 36m2.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka hidup hanya berdua, karena diusia 35 Riki dan 26 tahun Risma mereka sudah 5 tahun berumah tangga belum dikaruniai momongan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami akhirnya akrab, dan saya sudah menemukan dokter yg bisa menerapi Riki tanpa perlu pasang ring, semua biaya aku tanggung. Aku sebenarnya tidak punya pamrih apa-apa, kecuali murni hanya menolong saja. Bagiku biaya bantuan yg dikeluarkan untuk mereka tidak terlalu mengganggu cash flow pribadiku, enteng-enteng saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gula darahnya mulai agak terkontrol, meski masih cenderung tinggi, tekanan darahnya juga sudah normal, tetapi semua kebiasaan lama, seperti olah raga bulu tangkis di lingkungannya, lari pagi, aku suruh stop sama sekali. Olahraga hanya jalan pagi saja setengah jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami sudah seperti saudara, sampai akhirnya dia kurekrut menjadi pegawaiku. Nah lama-lama istri si Riki kelihatan makin cantik. Pintar juga Riki dulu cari istri bisa dapat yg cantik begitu, mana nurut banget sama suaminya. Namun aku bertanya dalam hati, apa Riki bisa memenuhi kebutuhan sex istrinya, karena diumur yg relatif muda dia sudah terkena diabetes. Setahuku orang terkena diabetes kemampuan sexnya lemah, kalaupun bisa berhubungan ketegangan k0ntolnya tidak sempurna. Persoalan berikutnya adalah apakah karena itu, mereka belum juga mendapat anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski Risma istri Riki cantik, tetapi aku tidak berani menggoda atau bersikap macam-macam. Apalagi dia sudah menjadi pegawaiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari aku diundang mereka berdua, katanya merayakan ulang tahun perkawinan yg ke enam. Mereka mengundangku di sebuah restoran di hotel yg cukup terkenal. Aku pikir mereka mengundang banyak kolega, tetapi ternyata setelah beberapa lama kami duduk bertiga, tidak ada yg datang lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ kami memang tidak mengundang siapa-siapa kecuali bapak,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak ada yg ingin kami sampaikan, selain ucapan terima kasih yg sebesar-besarnya yg menyelamatkan nyawa saya,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Begini pak, kami berdua sudah lama menginginkan anak, tetapi setelah 6 tahun ini usaha kami tidak membuahkan hasil, karena menurut pemeriksaan dokter, sperma saya ternyata lemah Pak,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya lalu menyarankan adopsi, karena biasanya keluarga yg gagal mempunyai anak kandung, masih bisa mendapat anak adopsi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Itu sudah kami pikirkan, tetapi kami merasa anak itu, tidak atau bukan darah daging dari saya atau istri saya,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“O kalian mau ikut program bayi tabung toh”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak bisa pak, kami sudah konsultasi ke dokter, sperma saya terlalu lemah,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Terus rencana kalian bagaimana,” tanyaku penuh tanda tanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Itulah pak kami ingin konsultasi dgn bapak, kami sebenarnya tidak enak dan kesan saya agak kurang ajar, tetapi setelah kami berdua berembug, akhirnya kami terpaksa akan sampaikan kepada bapak, apa pun risikonya kami sudah siap pak, Bapak kami anggap sudah seperti saudara. Mudah-mudahan kami bisa ditolong,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terus terang tidak bisa menduga kemana arah permohonan mereka, sehingga aku jadi makin penasaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bagaimana saya bisa membantu, “ tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ Kami mengharapkan benih dari bapak untuk dibuahi oleh indung telur istri saya,” kata Riki terus terang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maksudnya, program bayi tabung dgn mempertemukan sperma saya dgn telur Risma,” tanya saya makin penasaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bukan Pak,” kata Risma kali ini angkat bicara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terdiam sejenak dan langsung membaygkan aku melakukan hubungan badan dgn Risma untuk dia mendapatkan anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Jadi maksud kalian bagaimana,” tanyaku penasaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maaf pak, saya sudah bersepakat dgn Risma, dan kalau Bapak tidak keberatan, saya sebagai suami Risma ikhlas mengijin istri saya dibuahi oleh bapak secara langsung.” kata Riki</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Risma tidak berani menatap mataku, dia tertunduk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa benar begitu, Risma, “tanyaku menegaskan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Risma hanya menangguk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terhenyak dan menyandarkan badanku ke sandaran kursi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mengapa, kalian memlih saya,” tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ Pertama, bapak orangnya sangat baik dan suka menolong tanpa pamrih, kedua bapak hidup membujang sampai usia 40 tahun, sehingga bagi kami tidak merasa merebut atau merusak rumah tangga lain, dan ketiga, jika berhasil kami mempunyai anak yg masih darah daging dari Risma” kata Riki tanpa ragu menyampaikan kata per kata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kelihatan rencana mereka itu sudah matang sekali mereka rembukkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak tanpa mengurangi rasa hormat apakah bapak bersedia menolong, kami lagi,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain mata Riki memandangku, Risma juga menatapku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sulit dan malu aku begitu saja langsung menerima, tetapi aku berbohong pada diriku sendiri, jika tidak tertarik pada Risma. Dia adalah wanita yg ideal, meski payudaranya tidak tergolong toge, tetapi cukup monjol, dia juga memiliki pinggang yg ramping, bokong yg rada menonjol dan yg aku paling suka selain mukanya ayu, putih, rambutnya lurus sebahu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Selanjutnya bagaimana rencana kalian,” kataku tanpa menyatakan menerima dan akan membantu mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kami sudah pesan kamar dihotel ini, kalau bapak tidak keberatan dan mau menolong kami, kita bertiga naik ke kamar, besok kan hari libur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalian ini memang keluarga yg aneh, dan kau Riki, kau adalah laki-laki yg paling aneh karena memperbolehkan istrimu ditiduri laki-laki lain,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bapak juga laki-laki aneh, sudah cukup mapan, tetapi kenapa tidak berumah tangga juga, apalagi yg kurang pak, semua Bapak sudah punya, kecuali pendamping hidup,” kata Risma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Batinku berkecamuk, antara mau menerima tawaran dgn rasa gengsi yg cenderung menolak. Jika aku menerima begitu saja, kayaknya kok keliatan banget nafsu rendahku, tetapi kalau aku tolak bisa jadi dia akan mencari laki-laki lain. Ah sayaang juga kesempatan ini disia-siakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Forum dewasa Kenikmatan Ngentot Bini Orang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apakah kalian sudah benar-benar mantap dgn keputusan itu, dan kalau boleh tau ada berapa calon yg sudah dinominasikan untuk menjalankan tugas seperti yg kalian tawarkan ?” tanyaku mengulur waktu untuk berpikir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Terus terang Pak calonnya yg kami bicarakan berdua hanya bapak, kami tidak berpikir mencari calon lain,” kata si Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sepertinya tawaran kalian itu menarik juga, tetapi kalau kelak tidak terjadi pembuahan bagaimana,” tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ yah itu risiko sudah kami pikirkan dan kami juga berharap bapak legowo jika nanti Risma melahirkan, maka anak itu adalah anak kami, Bapak boleh saja bertemu dan dekat dgn anak itu nanti, tetapi statusnya tetap anak kandung kami, apa bapak keberatan,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini malah belum terpikirkan, karena otakku hanya membaygkan rasa nikmat menggumuli Risma. Aku pikir permintaan mereka wajar, dan bagiku tidak ada masalah. Lucu juga aku belum menikah tetapi punya anak kandung yg dalam pengasuhanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiklah persyaratan itu bisa saya terima,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oke Pak kita naik keatas, saya sudah buka kamar,” kata Riki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami bertiga naik keatas, suasana di dalam lift terasa canggung, kami diam saja sampai pintu lift terbuka. Aku masih belum tahu skenario apa yg mereka persiapkan. Sejaun ini aku pasrah saja, dan penasaran melihat penampilan Risma yg pasti mengundang minat lelaki mana pun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riki memesan kamar suite, sehingga terasa lega, karena ada ruang tamu dan ruang tidur yg terpisah. Kami bertiga duduk di sofa ruang tamu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak mohon maaf, saya tinggal bapak dgn Risma,” kata Riki lalu bangkit menuju pintu dan keluar begitu saja. Pasti berkecamuk juga dalam hatinya mendapati kenyataan istrinya ditiduri oleh laki-laki lain. Itu makanya dia berusaha cepat berlalu. Aku sempat berdiri sebentar, tetapi tidak sempat mengejar Riki, karena dia sudah keburu menutup pintu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Risma terlihat agak canggung berdua dgnku. Untuk mencairkan suasana aku mengajak dua duduk di sebelahku sambil menonton tv.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini benar kamu gak keberatan, atau karena paksaan suamimu, tanyaku sambil meraih tangannya lalu kugenggenggam tangan kanannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ Ini malah ide saya sebenarnya, karena Mas Riki selain bibitnya lemah, dia juga lemah dalam hal hubungan,” kata Risma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ide kamu maksudnya gimana,” tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya saya kan normal Pak, dan pasti juga punya keinginan, sedangkan Mas Riki baru nempel aja udah muncrat, saya kadang-kadang keceplosan karena kesel bilang udah mas kita pisah saja deh dari pada saya selingkuh ” kata Risma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Rupanya ceplosan saya itu jadi bahan renungan Mas Riki cukup lama, sampai suatu hari dia menawari solusi tanpa harus bercerai, Mas Riki ingin diurus saya seumur hidup, katanya gitu. Saya juga gak tega ninggali dia dalam keadaan begitu,” kata Risma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kutarik kepalanya menyandar di bahuku, dia melemah dan aku merasa sepertinya dia menangis. Pasti dia juga mengalami perang batin yg hebat. Kubelai rambutnya sambil pelan-pelan kutengadahkan wajahnya. Benar juga air matanya meleleh. Kucium pipinya dia melemas saja. Lalu keningnya ku kecup, badannya makin melemah, perlahan-lahan kedua mulut kami bertemu. Awalnya Risma tidak bereaksi ketika bibirnya aku kecup, tetapi tidak lama kemudian dia mulai memberi respon, ikut menjulurkan lidahnya masuk ke dalam mulutku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-57456292254708161892019-01-06T20:12:00.000-08:002019-01-06T20:12:16.194-08:00Gairah Seks Tante Vika<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3-RJirTaxZ4xJvvRm95VIe3F3lHJurEFPqTV5Z16eeBSxY-U8KzV4fV60G7XPOwkxiD4pmLITfvocT9fJ8P2ky8MRMP6BpP0LZPn2TKpHQ5S9tJqTl1LfYQUpfsmC0QaoQai5HAN3Aw/s1600/Screenshot_4.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="308" data-original-width="605" height="324" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3-RJirTaxZ4xJvvRm95VIe3F3lHJurEFPqTV5Z16eeBSxY-U8KzV4fV60G7XPOwkxiD4pmLITfvocT9fJ8P2ky8MRMP6BpP0LZPn2TKpHQ5S9tJqTl1LfYQUpfsmC0QaoQai5HAN3Aw/s640/Screenshot_4.png" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://cupcakesmaniss.blogspot.com/">CUPCAKESMANISS</a> - Tante Vika tertawa renyah di ruang tamu dengan mamaku dan juga teman-temannya “Siapa tahu ntar kita bisa liburan bareng keluar negerinya jeng..” Terdengar mamaku menjawab “Iya..biar nanti aku tanyain suamiku jadwal liburan kami..” Merekapun pada tertawa, padahal hanya ada 5 orang di ruang tamu itu tapi begitu rame. Padahal saat ini aku berada di lantai dua yang merupakan kamarku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namaku Joshua biasa di panggil Josh saat ini aku salah satu mahasiswa kampus ternama, di usia yang sudah menginjak 22 tahun aku sudah pernah melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita sex. Aku berhubungan dengan seorang gadis yang bernama Lidya yang satu kampus denganku, hubungan kami sudah berjalan hampir dua tahun lamanya dan selama itu juga kami pernah putus nyambung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersama Lidya juga aku melakukan adegan seperti dalam cerita sex, karena dengan pasanganku sebelumnya aku masih terlihat malu-malu. Jangankan untuk melakukan hubungan intim, berciuman saja waktu masih sangat malu padahal aku sudah menginjak kelas 3 SMU. Tapi ketika berhubungan dengan Lidya akupun menjadi sering melakukan hubungan intim seperti dalam cerita sex.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena aku merupakan anak tunggal dari kedua orang tuaku, akupun menjadi dekat dengan mereka apalagi dengan mama. Tidak jarang aku mengantarnya ke setiap pertemuannya dengan teman sosialitanya yang sering pada heboh jika sedang berkumpul, seperti sekarang ini mereka pada rame di ruang tamuku. Padahal jarak kamarku dengan ruang tamu lumayan jauh tapi dasar tante-tante mereka dengan tanpa dosanya bikin rame membuatku kurang konsentrasi dengan laptopku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun sebenarnya aku hanya membuka situs-situs dewasa gitu “Josh.. Josh sayang ayo turun..” Aku mendengar mama memanggilku, dan aku rasa ruang tamu mulai sepi tidak lagi aku dengar gelak tawa mereka, dengan malasnya aku turun dan aku melihat mama duduk berdua dengan tante Vika. Yang merupakan teman mama tapi paling muda kelihataanya dan juga aku pastikan paling cantik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada apa ma..?” Tanyaku dengan lemas “Ini tante Vika kamu anterin ke rumahnya, dia merasa agak pusing soalnya..” Sebelum aku jawab tante Vika sudah bilang “Nggak pa-pa lho mbak.. ini sudah mendingan biar aku pulang sendiri aja..” Mama kembali berkata “Eeeh.. jangan nanti yang ada malah tambah pusing..” Akupun menjawab “Iya tante biar Josh anterin aja..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya akupun mengantar tante Vika dengan mobilnya, sebuah mobil terbaru dan aku mendengar kalau tante Vika merupakan simpanan seorang pengusaha. Pantas saja menurutku karena dia begitu cantik dan seksi apalgi kulitnya terlihat begitu mulus, aku yakin kalau dia pintar merawat diri. Wajahnya saja masih terlihat layaknya anak kuliahan gitu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hei kenapa diem.. jangan bilang kalau kamu lagi mikir ngeres ya..” Katanya membuyarkan lamunanku “Aah.. nggak tante.. mikir apa..coba” Aku meliriknya dan dia masih tersenyum sambil menunjuk ke wajahku “Iya deh.. Jos ngaku.. kalau mikirin tante kok cantik banget sich” Aku kaget karena dia mencubit pahaku “Aduuuh.. kurang ke pangkalnya tante..” Kataku sekalian menggodanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukannya risih atau gimana tapi tante cantik yang satu ini malah semakin mencubit lembut pangkal pahaku “Aduh kamu ini bikin tante gemes dech..” Saat itu juga aku yang terpaku. Aku tidak dapat menyembunyikan rasa gugupku, hingga terdengar tertawa renyah dari tante Vika “Haa… lucu juga kalo kamu kayak gini…” Dia terus saja menertawakan aku hingga kami sampai di rumahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah siapa yang memulai terlebih dulu kamipun sampai di dalam kamar tante Vika, dalam sekejap tubuhnya sudah tidak lagi memakai pakaian sehelaipun. Kutatap tubuh mulusnya membuat kontolku menggeliat dari tempatnya apalagi tubuh tante Vika meliuk-liuk di depanku, mirip dengan penari erotis di dalam adegan cerita sex sampai diapun mendekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena sudah bukan lagi pengalaman pertama bagiku, akupun langsung memeluk tubuhnya lalu aku ciumi bagian lehernya. Dia menggelinjang sambil berkata lirih “Ayo sayaaang puaskan tante ya…” Kini tanganku mulai memainkan buah dadanya yang begitu montok, sama persis dengan buah pepaya. Aaah tidak tahan aku tempelkan wajahku pada buah dadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian aku melumat putingnya hingga lama juga aku bermain di gundukan itu “Aaaagggggghhhh… aaaagggghh… Josh.. sayaaang… aaaaggggghhh… “Tante Vika menarik tubuhku hingga tepat di pinggir tempat tidurnya, akupun membaringkan tubuhnya tapi tanganku juga melepas pakaianku sendiri. Hingga kontolku terlihat jelas sudah membesar dan menegang tepat mengacung pada memek tante Vika.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia melebarkan pahanya dan perlahan namun pasti aku celupkan kontolnya “OOoouuggggghh… goyaaang sayaaang… aaaggghhh… yaaaaccchh.. begiituuu… aaagggghhh… aaaagghhhh… aaagggghhh..” AKu langsung menggoyangnya tapi dengan sekuat tenaga aku juga menekan lebih dalam kontolku, sehingga tante Vika memejamkan matanya mungkin dia tidak ingin melewatkan momen ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun semakin cepat melakukan gerakan layaknya pemain dalam adegan cerita sex “Ooouuugggghhh… aaagggghhh… taaaantee…. oooouuuggghhh… ooouuggggghhhh…. ” Kontolku terasa bergetar hebat ketika keluar masuk dalam memek tante Vika yang terasa hangat, beda banget dengan memek punya pacarku. Mungkin tante Vika sudah pengalaman di dalam merawat bagian sensitifnya ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga kurang dari setengah jam akupun sudah mencapai puncak klimaks “Ooouuugghh… uuuuuggghhh…. uuuggghh… taaanteeee… aaaaagggggghhh… aaaggghh.. ” Tante Vika mengerti kalau aku kalah darinya, namun dia tetap memeluk tubuhku. Sambil mengelus punggungku diapun berkata “Sudaah gak pa-pa ..kalau masih mau.. Josh jangan pulang dulu sayaaang..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar hal itu aku menatap wajahnya dia tersenyum akupun membalasnya dengan kecupan manis pada keningnya. Kami berpelukan dengan mesra, tapi kemudian tante Vika pamit untuk membuatkan aku minuman dan tinggallah aku di bawah selimut hangatnya. Aku masih belum percaya dapat melakukan adegan cerita sex dengan teman mama yang satu ini, sungguh masih terasa bagai mimpi.</div>
<br />comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-88783266416171521712019-01-05T20:06:00.002-08:002019-01-05T20:06:31.856-08:00Di Gauli Bos Kontraktor<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhOFCGOjoG_i023SjNei221_jcRZuvMfnKed2oMdtdLsFVa5qV55h3jlnz_IEVjFS_QI_Wg-LlutQhyaw66UaD4IghJZZkt-BVynAxJXVZL4einYhtwZ8fkYAqiAyn0JyeGLUnoJOwObg/s1600/Screenshot_54.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="271" data-original-width="494" height="348" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhOFCGOjoG_i023SjNei221_jcRZuvMfnKed2oMdtdLsFVa5qV55h3jlnz_IEVjFS_QI_Wg-LlutQhyaw66UaD4IghJZZkt-BVynAxJXVZL4einYhtwZ8fkYAqiAyn0JyeGLUnoJOwObg/s640/Screenshot_54.png" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<a href="https://cupcakesmaniss.blogspot.com/">cupcakesmaniss </a>- Saya tersentak bangun waktu kudengar jam wekerku berdering dengan nyaring. “Uhh.. Jam berapakah ini..! ” gumamku perlahan sembari berupaya buka mataku, saya masih tetap malas serta menginginkan kembali tidur, tapi tiba tiba saya teringat kalau hari ini saya mesti cepat-cepat berkemas serta pergi, bila tidak, saya juga akan ketinggal pesawat.<br />
<br />
Hari ini saya juga akan pergi ke luar kota, bank swasta tempatku bekerja memberikan tugasku untuk ikuti sebagian program pendidikan di kantor cabang satu diantara kota di daerah Jawa Tengah.<br />
<br />
Namaku Melinda tapi rekan-rekan umum menyebutku Linda. Saya dilahirkan dari keluarga yang serba berkecukupan serta saya cuma memiliki satu saudara kandung lelaki, praktis semuanya keinginan serta kebutuhanku senantiasa dipenuhi oleh ke-2 orang tuaku. Saya benar benar begitu di manja oleh mereka. Ayahku datang dari negeri Belanda, sedang ibuku datang dari Menado, saya bersukur karna seperti gadis peranakan biasanya, saya juga tumbuh jadi gadis yang wajahnya cukup cantik.<br />
<br />
Sekarang ini usiaku 24 th., wajahku cantik serta kulitku putih mulus, rambutku lurus serta panjang hingga dibawah bahu, badanku juga termasuk juga tinggi serta langsing dipadukan dengan ukuran buah dada yang termasuk juga besar untuk ukuran gadis seusiaku, ditambah sekali lagi, saya begitu rajin menjaga badanku sendiri agar penampilanku bisa selalu terbangun.<br />
<br />
“Wah.. Saya belum juga pernah potong rambut nih.. ” gumamku sembari selalu mematut diri dimuka cermin sembari kenakan bajuku. Hari ini saya menggunakan setelan rok coklat tua serta baju putih berkerah, lantas saya gabungkan dengan blazer coklat muda. Saya terasa tampak semakin cantik dengan baju kesayanganku ini, buat saya lebih yakin diri.<br />
<br />
Singkat cerita , saya sudah tiba di kota tempatku juga akan bekerja. Saya segera menuju kantor cabangku karna saya mesti selekasnya melapor serta merampungkan pekerjaan. Sesampai dimuka kantor suasananya tampak begitu sepi, di lobby kantor cuma tampak dua orang satpam yang tengah bertugas, mereka menyebutkan kalau semua karyawan tengah ada kursus di gedung samping. Serta mereka juga berkata kalau saya telah dinanti oleh Pak Bobby di ruangnya di lantai dua, Pak Bobby yaitu pimpinan kantor cabang di kota ini.<br />
<br />
“Selamat siang..! Anda Melinda kan..? ” sambut Pak Bobby ramah sembari mempersilakan saya duduk.<br />
<br />
“Iya Pak.. Tapi saya umum di panggil Linda.. ” jawabku sopan.<br />
<br />
Pak Bobby lalu memajukan sebagian pertanyaan kepadaku, sembari kadang-kadang bertanya kondisi beberapa pegawai di kantor pusat. Cukup lama juga saya bicara dengan Pak Bobby, nyaris lima belas menit, walau sebenarnya, saya mesti ke gedung samping untuk ikuti diklat, tapi Pak Bobby selalu saja menahanku dengan mengajakku bicara.<br />
<br />
Sebenarnya saya sedikit risih lewat cara Pak Bobby memandangku, mulutnya memanglah memajukan pertanyaan kepadaku, tapi matanya selalu memandangi badanku, tatapannya seperti akan menelanjangiku. Dia memerhatikanku dari mulai ujung kaki hingga ujung kepala, kadang-kadang pandangannya tertumpu di sekitaran paha serta buah dadaku.<br />
<br />
Saya agak menyesal karna hari ini saya kenakan rok yang agak pendek, hingga pahaku yang putih jadi susah untuk kusembunyikan. Basic mata keranjang, sungutku dalam hati. Baru tidak berapakah lama lalu perbincangan kami juga usai serta Pak Bobby beranjak ke arah pintu mempersilakanku untuk ikuti diklat di gedung samping.<br />
<br />
“Terima kasih Pak.. Saya permisi dahulu.. ” jawabku sembari beranjak ke arah pintu.<br />
<br />
Perasaanku segera lega karna dari barusan saya sangatlah risih dengan pandangan mata Pak Bobby yang seperti akan menelanku bulat bulat. Pak Bobby membukakan pintu untukku, saya juga berterima kasih sembari jalan melalui pintu itu.<br />
<br />
Tapi saya kaget bukanlah kepalang waktu tiba tiba rambutku dijambak serta ditarik oleh Pak Bobby, hingga saya kembali tertarik masuk ke ruang itu, lantas Pak Bobby mendorongku dengan keras hingga saya jatuh terjerembab diatas sofa tempat barusan saya duduk serta bicara dengan Pak Bobby.<br />
<br />
“Apa yang Ayah kerjakan..?? Ingin apa Ayah..? ” jeritku 1/2 bergetar sembari memegangi kepalaku yang sakit karena rambutku dijambak sesuai sama itu.<br />
<br />
Pak Bobby tidak menjawab, dia jadi mendekatiku sebelumnya setelah tutup pintu ruangnya. Sedetik lalu dia sudah menyergap, mendekap serta menggumuliku, nafasnya mendengus menghembus di sekitaran wajahku waktu Pak Bobby berupaya menciumi bibirku<br />
<br />
“Jangan.. Jangann..! Lepasskan.. Ssaya..! ” jeritku sembari memalingkan wajahku hindari terkaman mulutnya.<br />
<br />
“Diam..!! ” bentaknya meneror sembari mempererat pelukannya pada badanku.<br />
<br />
Saya selalu meronta sembari memukulkan ke-2 tanganku ke atas pundaknya, berupaya melepas diri dari dekapannya, tapi Pak Bobby selalu menghimpitku dengan erat, nafasku hingga tersengal sengal karna tertekan oleh badannya. Bahkan juga saat ini Pak Bobby sudah mengangkat badanku, dia menggendongku sembari tetaplah mendekap pinggangku, lantas dia menjatuhkan dianya serta badanku diatas sofa dengan tempat saya berada di sisi bawah, hingga saat ini badanku terhimpit oleh badannya.<br />
<br />
Saya selalu menjerit serta meronta, berupaya keluar dari dekapannya, lantas pada satu peluang saya sukses menendang perutnya dengan lututku sampai buat badannya terjajar ke belakang. Dia terhenyak sembari memegangi perutnya, kupergunakan peluang itu untuk lari ke arah pintu.<br />
<br />
Saya nyaris hingga di pintu keluar waktu badanku kembali tertarik ke belakang, rupanya Pak Bobby sukses meraih blazerku serta menariknya sampai lepas dari badanku, tidak lama kemudian saya telah ada didalam dekapannya kembali.<br />
<br />
“Bajingann..! Bebaskan saya..! ” jeritku sembari memakinya.<br />
<br />
Tenagaku telah mulai habis serta suaraku juga telah mulai parau, Pak Bobby masih tetap selalu memelukku dari belakang sembari mulutnya berupaya menciumi leher serta tengkukku, sesaat tangannya menelikung ke-2 tanganku, buat tanganku tertekan serta tidak bisa bergerak.<br />
<br />
“Jangann..! Biadab.. Bebaskan sayaa..! ” saya kembali menjerit parau.<br />
<br />
Air mataku telah meleleh membasahi pipiku, waktu tangan Pak Bobby membetot keras baju putihku, buat semua kancingnya lepas serta berjatuhan diatas lantai. Saat ini badan sisi atasku jadi 1/2 terbuka, mata Pak Bobby makin melotot lihat buah dadaku yang masih tetap terlindung dibalik bra hitamku, kemudian, dia menarik baju yang masih tetap melekat di bahuku, serta selalu menariknya hingga menuruni lenganku, hingga pada akhirnya Pak Bobby menggerakkan tangannya, melemparkan baju putihku yang sudah lepas dari badanku.<br />
<br />
“Lepasskann..!! ” jeritku waktu satu tangannya mulai bergerak meremasi samping payudaraku.<br />
<br />
Tubuhku mengelinjang hebat menahan ngilu di buah dadaku, tapi dia tidak berhenti, tangannya jadi makin keras meremas buah dadaku. Semua badanku bergetar keras waktu Pak Bobby menyelinapkan tangannya ke balik bra hitamku serta mulai kembali meremas payudaraku dengan kasar, sembari kadang-kadang menjepit serta mempermainkan puting buah dadaku dengan jarinya, sesaat mulutnya selalu menjilati leherku dengan buas.<br />
<br />
Pak Bobby telah juga akan menarik terlepas bra yang kukenakan, waktu ketika yang berbarengan pintu depan ruangnya terbuka, serta keluar seseorang lelaki dengan muka yang terlihat kaget.<br />
<br />
“Ada apa nih Pak Bobby..? ” serunya, sembari memandangi badanku.<br />
<br />
“Lepaskan saya.. Pak..! Tolong saya..! Pak Bobby juga akan memperkosa saya..! ” jeritku memohon pertolongan dari orang itu.<br />
<br />
Perasaanku sedikit lega waktu lelaki itu keluar, saya mengharapkan dia juga akan menolongku. Tapi perkiraanku nyatanya salah..<br />
<br />
“Wah Pak.. Ada barang baru sekali lagi nih. Cantik juga..! ” seru lelaki itu sembari jalan mendekati kami, saya segera lemas mendengar kata-katanya, nyatanya lelaki ini sama bejatnya dengan Pak Bobby.<br />
<br />
“Ada pesta kecil..! Cepat Han.!! Lu pegangi dia..! Cewek ini binal banget” jawab Pak Bobby sembari tetaplah mendekap badanku yang masih tetap selalu berupaya meronta.<br />
<br />
Sedetik lalu lelaki itu telah ada di depanku, tangannya segera meraih serta merengkuh pinggangku merapatkan badannya dengan badanku, saya betul-betul tidak bisa bergerak, tertekan oleh lelaki itu serta Pak Bobby yang ada di belakangku, lantas tangannya bergerak ke arah bra-ku, serta dengan sekali sentak, dia sukses merenggut bra itu dari badanku.<br />
<br />
“Tidak.. Tidak..! Janganlah kerjakan..!! ” jeritku cemas.<br />
<br />
Tangisku meledak, saya demikian ketakutan serta putus harapan sampai semua bulu kudukku merinding, serta saya makin gemetar ketakutan waktu lelaki yang nyatanya bernama Burhan itu mengambil langkah ke belakang, sedikit menjauhiku, dia diam sembari memandangi buah dadaku yang sudah terbuka, pandangannya seperti akan melahap habis payudaraku.<br />
<br />
“Sempurna..! Besar serta padat.. ” gumamnya sembari selalu memandangi ke-2 buah dadaku yang menggantung bebas.<br />
<br />
Kemudian dia kembali beranjak mendekatiku, mendongakkan kepalaku serta melumat bibirku, sesaat tangannya segera mencengkeram buah dadaku serta meremasnya dengan kasar. Nada tangisanku segera berhenti waktu mulutnya menciumi bibirku, kurasakan lidahnya menjulur didalam mulutku, berupaya meraih lidahku. Saya tercekat waktu tangannya bergerak ke arah selangkanganku, menyelinap ke balik rokku, saya segera tersentak kaget waktu tangannya merengkuh vaginaku. Kukumpulkan sisa-sisa tenagaku lantas dengan sekuat tenaga kudorong badan Pak Burhan.<br />
<br />
“Tidak.! Tidak..! Bebaskan saya.. Bajingan kalian..! ” saya menjerit sembari menendang-nendangkan kakiku berupaya menghindari lelaki itu dari badanku.<br />
<br />
“Ouh.. Ssakit..!! ” keluhku waktu Pak Bobby yang ada di belakangku kembali mendekapku dengan lebih erat. Kutengadahkan kepalaku, kutatap muka Pak Bobby, saya memohon agar dia melepaskanku.<br />
<br />
“Tolonngg.. Hentikann Pak..!! Saya.. Mohon.. Bebaskan saya.. ” ucapku mengharap belas kasihannya.<br />
<br />
Kondisiku waktu itu telah betul-betul berantakan, badan sisi atasku telah betul-betul telanjang, buat ke-2 payudaraku tampak menggantung serta tak akan tertutup oleh apa pun. Saya begitu takut, mereka semakin lebih bernafsu sekali lagi lihat kondisi badanku yang telah 1/2 telanjang ini, terlebih sekarang ini badanku tengah ditelikung oleh Pak Bobby dari belakang sampai tempat itu buat dadaku jadi terdorong ke depan serta automatis buah dadaku juga turut membusung.<br />
<br />
Sebagian waktu lalu Pak Bobby tiba tiba mengendorkan dekapannya pada badanku serta pada akhirnya dia melepaskanku. Saya nyaris tidak yakin kalau Pak Bobby ingin melepaskanku, walau sebenarnya waktu itu saya sangatlah putus harapan, saya sadar saya nyaris mustahil lolos dari tekanan ke-2 lelaki itu.<br />
<br />
Tidak ingin menyia-nyiakan peluang itu, saya segera lari secepat-cepatnya ke arah pintu, tapi bebrapa sekali lagi saya kalah cepat, Pak Burhan telah menghambat di depanku serta segera menghunjamkan pukulannya ke arah perutku.<br />
<br />
“Arghh..!! Sshh.. Ouhh.. ” saya mengeluh kesakitan.<br />
<br />
Kupegangi perutku, saat itu juga, saya segera jatuh terduduk, nafasku tersengal-sengal menahan sakit yang tidak terkira. Belum juga hilang rasa sakitku, mereka berdua segera menyerbu ke arahku.<br />
<br />
“Pegangi tangannya Han..!! ” seru Pak Bobby sembari mendorong badanku hingga saya jatuh terjengkang diatas lantai.<br />
<br />
Saat itu juga Pak Burhan telah ada diatas kepalaku serta mencengkeram ke-2 tanganku, sesaat Pak Bobby ada dibawah badanku, mendekap ke-2 kakiku yang berupaya menendangnya. Dia telah seperti kemasukan setan, melepasi sepatu hak tinggiku, merobek stokingku serta mencabik cabik rok yang kukenakan serta pada akhirnya dia merenggut dengan paksa celana dalamku, melolosinya dari ke-2 kakiku serta melemparkannya ke lantai.<br />
<br />
“Lepasskann..! Lepasskan..! Tolongg.. Janganlah perkosa sayaa..! ” jeritanku semakin keras di sela-sela keputusasaan.<br />
<br />
Saya telah tidak mampu sekali lagi menahan mereka yang kelihatannya makin bernafsu untuk memperkosaku, air mataku semakin deras mengalir membasahi ke-2 pipiku, kupejamkan mataku, bulu kudukku segera bergidik, saya tidak mampu memikirkan bila hari ini saya juga akan diperkosa oleh mereka.<br />
<br />
“Jangann.. Ahh.. Tolongg..! ” saya menjerit histeris waktu Pak Bobby melepas pegangannya pada ke-2 kakiku.<br />
<br />
Dia berdiri sembari melepas bajunya sendiri dengan begitu tergesa-gesa. Saya sadar, lelaki ini sebentar sekali lagi juga akan menggagahiku. Saat itu juga kurapatkan ke-2 kakiku serta kutarik ke atas sampai menutupi beberapa dadaku, sesaat ke-2 tanganku tetap masih di dekap erat oleh Pak Burhan. Tiba tiba Pak Bobby berjongkok, dia segera menarik ke-2 kakiku, merenggangkannya serta lalu memposisikan badannya diantara ke-2 pangkal pahaku.<br />
<br />
“Jangann..!! ” keluhku lemah serta putus harapan, sembari bertahan untuk tetaplah merapatkan ke-2 kakiku, tapi tenaga Pak Bobby tambah lebih kuat di banding dengan tenagaku.<br />
<br />
Saya terhenyak waktu Pak Bobby mulai menindihku, membuatku jadi sesak serta susah untuk bernafas, buah dadaku tertekan oleh dadanya, sesaat perutnya melekat diatas perutku.<br />
<br />
“Arghh..!! Jangann..! Sakiitt..!! ” rintihku sembari berupaya menggeser pinggulku ke kiri serta ke kanan, waktu kurasakan kemaluannya bergesekan dengan bibir kemaluanku.<br />
<br />
“Sakiitt..! ” saya kembali mengerang waktu kepala penisnya mulai masuk kedalam liang vaginaku.<br />
<br />
Berbarengan dengan itu, tangan Pak Bobby bergerak, menjambak rambutku serta menariknya hingga kepalaku terdongak, lalu Pak Bobby dengan kasar melumat bibirku sembari selalu mengutamakan badannya ke arah selangkanganku. Kurasakan kesakitan yang mengagumkan didalam liang vaginaku waktu batang penisnya selalu melesak masuk menghunjam kedalam lubang kemaluanku.<br />
<br />
“Ahh..! Jangann..! Sakiitt..! ” saya kembali menjerit dengan keras waktu batang penisnya menembus serta merobek selaput daraku.<br />
<br />
Badanku melenting ke atas menahan sakit yang sangat begitu. Kuangkat kakiku serta kutendang-tendangkan, saya berupaya tutup ke-2 kakiku, tapi tetaplah saja batang penis itu tenggelam didalam vaginaku. Saya benar-benar tersiksa dengan kesakitan yang menimpa vaginaku. Kuhempaskan wajahku ke kiri serta ke kanan, buat beberapa wajahku tertutup oleh rambutku sendiri, mataku membeliak serta semua badanku mengejang hebat. Kukatupkan mulutku, gigiku bergemeretak menahan sakit serta ngilu, nafasku seperti tercekat di tenggorokan serta tanpa ada sadar kucengkeram keras tangan Pak Burhan yang tengah memegang ke-2 tanganku.<br />
<br />
Saya masih tetap selalu merintih serta menangis, saya selalu berupaya menendang-nendangkan ke-2 kakiku waktu Pak Bobby menarik batang penisnya hingga tinggal kepala penisnya saja yang ada didalam liang vaginaku, lantas menghunjamkannya kembali kedalam liang rahimku. Pak Bobby telah betul-betul kesetanan, dia tidak perduli melihatku yang demikian kesakitan, dia selalu bergerak dengan keras didalam badanku, memompaku dengan kasar sampai buat badanku turut terguncang turun naik ikuti pergerakan badannya.<br />
<br />
“Ahh.. Sshh.. Lepaskann..! ” jeritanku melemah waktu kurasakan pergerakannya semakin cepat serta kasar didalam liang kemaluanku, buat badanku semakin terguncang dengan keras, buah dadaku juga turut mengeletar.<br />
<br />
Lalu Pak Bobby mendaratkan mulutnya di buah dadaku, menciumi serta mengulum puting payudaraku, kadang-kadang dia menggigit puting buah dadaku dengan giginya, buat saya kembali terpekik serta melenguh kesakitan. Lalu mulutnya bergerak menjilati belahan dadaku serta kembali melumat bibirku, saya cuma dapat diam serta pasrah waktu lidahnya masuk serta menari-nari didalam mulutku, kelihatannya dia begitu senang karna sudah sukses menggagahi serta merenggut keperawananku.<br />
<br />
Perlahan dia hentikan pergerakannya memompa badanku, melesakkan kemaluannya didalam liang vaginaku serta menahannya disana sembari tetaplah memelukku dengan erat. Kemudian dia turunkan mulutnya ke sekitaran leher serta pundakku, menjilatinya serta lalu menyedot leherku dengan keras, buat saya melenguh kesakitan. Cukup lama Pak Bobby menahan penisnya didalam liang kemaluanku, serta saya bisa rasakan kemaluannya berdenyut dengan keras, denyutannya menggetarkan semua dinding liang vaginaku, lantas dia kembali bergerak memompa diriku, memperkosaku perlahan pelan, lantas cepat serta kasar, demikian berulang ulang. Kelihatannya Pak Bobby begitu nikmati pemerkosaannya pada diriku.<br />
<br />
Saya meringis sembari tetaplah pejamkan ke-2 mataku, tiap-tiap pergerakan serta hunjaman penisnya merasa begitu menyiksa serta menyakiti semua badanku, hingga pada akhirnya kurasakan mulutnya semakin keras menyedot leherku serta mulai menggigitnya, saya menjerit kesakitan, tapi tangannya jadi menjambak serta meremas rambutku. Badannya semakin rapat menyatu dengan badanku, dadanya semakin keras menekan buah dadaku, membuatku semakin susah bernafas, lantas dia mengatupkan ke-2 kakiku serta menahannya dengan kakinya sembari selalu memompa badanku, kemaluannya bergerak semakin cepat didalam vaginaku, lalu dia merengkuh badanku dengan kuat hingga betul-betul menyatu dengan badannya.<br />
<br />
Saya sadar Pak Bobby juga akan berejakulasi didalam badanku, mendadak saya jadi demikian cemas serta ketakutan, saya tidak ingin hamil karna pemerkosaan ini, fikiranku jadi demikian kalut waktu kurasakan batang kemaluannya semakin berdenyut-denyut tidak teratasi didalam liang rahimku.<br />
<br />
“Jangann..! Janganlah.. Didalam..! Lepasskan..!! ” jeritku histeris waktu Pak Bobby menghentakkan penisnya sekian kali sebelumnya pada akhirnya dia membenamkanya didalam liang kemaluanku.<br />
<br />
Semua badannya menegang serta dia mendengus keras, berbarengan dengan itu saya meraskan cairan hangat menyemprot serta membasahi liang rahimku, Pak Bobby sudah orgasme, menyemburkan sperma untuk sperma kedalam vaginaku, buat dinding vaginaku yang lecet semakin merasa perih.<br />
<br />
Saya meraung keras, tangisanku kembali meledak, kutahan nafasku serta kukejangkan semua otot-otot perutku, berupaya mendorong cairan spermanya supaya keluar dari liang vaginaku, hingga pada akhirnya saya menyerah. Berbarengan dengan itu badan Pak Bobby jatuh terbaring lemas diatas badanku sesudah semua cairan spermanya isi serta membanjiri liang rahimku.<br />
<br />
Mataku memandang kosong serta hampa, menerawang langit-langit ruang itu. Air mataku masih tetap mengalir, fikiranku kacau, saya tidak paham sekali lagi apa yang perlu kuperbuat sesudah peristiwa ini, kesucianku sudah terenggut, ke-2 bajingan ini sudah merenggut kegadisan serta masa depanku, tapi yang lebih menakutkanku, bagaimana bila kelak saya hamil..! Saya kembali terisak meratapi penderitaanku.<br />
<br />
Tapi rupanya penderitaanku belum juga selesai.<br />
Pak Bobby bergerak bangun, melepas himpitannya dari badanku, saya kembali merintih, menahan perih waktu batang kemaluannya tertarik keluar dari liang kemaluanku. Kuangkat kepalaku, kulihat ada bercak darah bercampur dengan cairan putih di sekitaran pangkal pahaku. Saya menangis, pandanganku nanar, kutatap Pak Bobby yang tengah jalan menjauhiku dengan pandangan penuh dendam serta amarah.<br />
<br />
Semua badanku merasa begitu lemah, kucoba untuk bangun, tapi Pak Burhan telah ada di sampingku, dia menggerakan tangannya, menggulingkan badanku serta mulai menggumuli badanku yang menelungkup, saya diam tidak bergerak waktu Pak Burhan menciumi semua punggungku, tidak lama kemudian dia bergerak ke arah belakang badanku, merengkuh pinggangku serta menariknya ke belakang. Saya terhenyak, badanku terbawa ke belakang, lantas Pak Burhan mengangkat pinggulku ke atas, buat tempatku jadi 1/2 merangkak, kutopang badanku dengan ke-2 tangan serta lututku, kepalaku menunduk lemas, rambut panjangku tergerai menutupi semua wajahku, kepanikan kembali melandaku waktu kurasakan batang penisnya melekat serta bergesekan dengan bibir vaginaku.<br />
<br />
“Linda..! Anda memang sungguh-sungguh cantik serta seksi.. ” gumam Pak Burhan sembari tangannya meremasi pantatku, sesaat batang penisnya selalu menggesek-gesek di bibir vaginaku.<br />
<br />
“Ahh.! Sakiitt..! Sudahh.. Telah..! Hentikann..!! jeritku menahan sakit waktu kemaluannya mulai melesak masuk kedalam liang vaginaku.<br />
<br />
Kuangkat punggung serta ke-2 lututku, hindari hunjaman batang penisnya, tapi Pak Burhan selalu menahan badanku, memaksaku untuk tetaplah membungkuk. Semua otot di punggungku menegang, tanganku mengepal keras, saya betul-betul tidak kuasa menahan perih waktu penisnya selalu melesak masuk, menggesek dinding vaginaku yang masih tetap luka serta lecet karena pemerkosaan pertama barusan, kugigit bibirku sendiri waktu Pak Burhan mulai bergerak memompa badanku.<br />
<br />
“Lepasskan..! Telah..! Hentikaann..!! ” jeritku putus harapan.<br />
<br />
Nafasku kembali tersengal sengal, tapi Pak Burhan selalu memompaku dengan kasar sembari tangannya meremasi pantatku, kadang-kadang tangannya merengkuh pinggulku, menahan badanku yang berupaya merangkak menjauhi badannya, semua badanku kembali terguncang, terombang ambing oleh pergerakannya yang tengah memompaku.<br />
<br />
Tiba tiba kurasakan wajahku terangkat, kubuka mataku serta kulihat Pak Bobby berjongkok di depanku, mencapai daguku serta mengangkatnya, Pak Bobby tersenyum menatapku dengan muka penuh kemenangan, memandang buah dadaku yang menggantung serta menggeletar, meremasnya dengan kasar, lantas Pak Bobby mendekatkan berwajah, menyibakkan rambutku yang tergerai, tidak lama kemudian, mulutnya kembali melumat bibirku, mataku terpejam, air mataku kembali meleleh waktu mulutnya dengan rakus menciumi bibirku.<br />
<br />
“Ahh..!! ” saya terpekik perlahan waktu Pak Burhan menyentakkan badannya serta menekanku dengan kuat.<br />
<br />
Batang penisnya merasa berdenyut keras didalam lubang kemaluanku, lantas kurasakan cairan hangat kembali menyembur didalam liang rahimku, saya menyerah, saya telah tidak miliki kemampuan sekali lagi untuk melawan, kubiarkan saja Pak Burhan menyemburkan serta isi liang kemaluanku dengan cairan spermanya.<br />
<br />
“Periihh..!! ” rintihku perlahan.<br />
<br />
Pak burhan masih tetap pernah menghunjamkan kemaluannya sekian kali sekali lagi kedalam liang vaginaku, menggunakan sisa sisa ejakulasinya didalam liang rahimku sebelumnya pada akhirnya dia menariknya keluar melalui bibir vaginaku yang makin merasa perih.<br />
<br />
Sedetik lalu satu kepalan tangan mendarat di wajahku. Saya terlempar ke samping, pandanganku berkunang kunang, lantas gelap. Saya jatuh pingsan. Waktu siuman saya dapatkan bebrapa photo telanjangku berantakan di samping badanku dengan satu pesan..<br />
<br />
“Pastikan..! Cuma Kita Bertiga yang Tahu..!! ”<br />
<br />comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-6650065545972535352019-01-04T01:54:00.001-08:002019-01-04T01:54:30.960-08:00Mesum Dengan Suami Kakak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd9UP6Enus2DOLaa9WQLe697hyphenhyphenfbAf5Cdv2kdYRtMN53_D9y3YHHmCNJhGuYTsK5zWWwYYV2B13mswLfuzbl4BcnaXZoOlCObDdGRc5oaBKyMGqVI0lmzJ6oYBCUQ3ZoJh4MAIkHZ-NhE/s1600/seksi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="427" data-original-width="830" height="328" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd9UP6Enus2DOLaa9WQLe697hyphenhyphenfbAf5Cdv2kdYRtMN53_D9y3YHHmCNJhGuYTsK5zWWwYYV2B13mswLfuzbl4BcnaXZoOlCObDdGRc5oaBKyMGqVI0lmzJ6oYBCUQ3ZoJh4MAIkHZ-NhE/s640/seksi.png" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;"><b><a href="http://cupcakesmaniss.blogspot.com/">cupcakesmaniss</a></b> </span>- Aku seorang gadis dewasa dengan perawakan yang terbilang cantik dan mulus, tinggiku 169 cm, kuning langsat warna kulitku, wajahku sedikit tirus, badan ku langsing, ukuran payudarah ku 36B cukup montok kalo di lihat dari samping. Status ku masih perawan loh, belum ada yang pernah merasakan lobang kemaluanku, cuman sesekali aku sentuh untuk menikmati rasanya masturbasi, yaa maklum saja namanya juga gadis remaja, aku juga punya hasrat, namun aku takut untuk berhubungan seks. Cuman saat aku masturbasi aku sering membayangkan barang lelaki yang masuk ke dalam lobang kewanitaanku, namun realnya aku tidak memasukan tanganku ke dalam, hanya sebatas imajinasi saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari aku berkunjung ke rumah Mba ku yang bernama Rani, aku berniat untuk menginap di rumahnya, sebagai informasi Mba Rani ini baru saja menikah, ya kira kira 6 bulan yang lalu, namun dia belum di karuniai anak. Malam itu aku tidur di sebelah kanan, Mbak Rani di tengah dan Mas Ton di sebelah kiri. Malam itu aku berbincang-bincang dengan kakakku sampai larut malam, kulihat Mas Ton sudah tertidur lebih dulu. Sampai akhirnya kami kehabisan cerita dan tertidur. Kurang lebih jam 04:00 pagi Mbak Rani bangun dan keluar kamar untuk urusan dapur. Aku tahu ini adalah kebiasaan sewaktu remaja. Dia selalu bangun paling awal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya aku juga terjaga ketika ia turun dari tempat tidur, tetapi aku tetap di tempat tidur karena malas. Dalam keremangan lampu 5 watt, kulirik Mas Ton kakak iparku yang masih kelihatan tidur pulas di sebelahku tanpa terhalang oleh tubuh Mbak Rani, walaupun jarak kami cukup jauh.Dalam tidurnya yang telentang dengan mengenakan piyama warna abu-abu, tanpa sengaja kulihat ke arah selangkangannya. Kulihat sesuatu yang mencuat tinggi dari balik celananya. Hatiku berdesir ada perasaan hangat menyelusuri tubuhku, kutahan nafasku. Aku tidak berani bergerak dan aku tetap pura-pura tidur walaupun kupincingkan mataku untuk menikmati pemandangan yang syuur itu.Tiba-tiba Mas Ton membalikkan badan menghadap ke arahku, kupejamkan mataku. Aku pura-pura masih tertidur lelap. Tiba-tiba kurasakan tubuh Mas Ton digeserkan mendekatiku, entah disengaja atau tidak, tetapi gerakannya sangat hati-hati, mungkin takut aku terbangun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tetap pura-pura masih tidur dalam posisi telentang, jantungku berdegup keras, aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Kuatur nafasku, ingin rasanya aku melompat turun dan keluar kamar. Tetapi desiran hangat yang mempercepat peredaran darahku membuatku mengurungkan niatku. Tangan Mas Ton seperti tanpa sengaja menempel ke tanganku, aku tetap tidak bergerak. Tidak berapa lama, kurasakan tangannya menindih tanganku, dan itu cukup lama sampai aku bingun harus berbuat apa. Ketika dilihatnya aku diam saja, kurasakan dia mulai mengelus lengan dengan lembut dan kurasakan kehangatan yang sangat menyenangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangannya terus mengelus ke atas leherku, aku menahan kegelian. Melihatku diam saja, Mas Ton semakin berani dan tangannya mulai turun untuk meraba-raba buah dadaku dari luar daster. Tidak lama kemudian, tali daster dan tali BH-ku diturunkan dan tangannya menerobos masuk ke dalam buah dadaku. Aku menggelinjang ketika jarinya meremas buah dadaku dengan lembut, dan mengelus-elus puting susuku. Nafasku memburu, aku makin terangsang, bahkan Mas Ton tanpa sadar telah merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kaki kirinya telah menindih kedua lututku yang diam tak dapat berontak, karena hasratku membuatku bingung. Kurasakan batang kemaluannya yang telah mengeras di balik piyamanya menempel ketat di pinggul kiriku. Dan aku masih pura-pura tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dilepaskan tangannya dari BH-ku, tangan kirinya merayap di pahaku, lalu menyusup di bawah daster dan mengelus paha atas bagian dalam dan akhirnya berhenti di pangkal paha. Dielusnya dengan lembut bibir kemaluanku yang masih rapat terbungkus dengan celana dalam, kurasakan kehangat dan perasaan nikmat mengalir di dalam dinding kemaluanku. Elusan di atas celana di depan vagina, kadang-kadang diselipkan jari tanganya dari samping celanaku membuat dinding vaginaku berdenyut lembut dan enak. Aku merasakan bahwa kepunyaanku sudah basah. Tiba saatnya Mas Ton memasukkan tangan kirinya ke dalam celanaku melalui pusar, ketika itu aku sadar dan aku takut kalau Mbak Rani tiba-tiba masuk, maka kupegang tangannya dan kutahan agar Mas Ton tidak meneruskan niatnya. Tetapi tangannya tidak mau keluar dari celanaku dan aku tetap menahannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kubuka mataku, kutatap wajahnya. Mas Ton tersenyum, tetapi aku tidak dapat membalas senyumnya. Aku ingin marah kepadanya atas kelancangannya, tetapi aku tidak dapat, karena dalam gejolak rangsangan yang membuaiku sebenarnya aku sudah kehilangan rasioku. Aku menikmatinya dan penolakanku lebih bersifat kekhawatiranku akan munculnya Mbak Rani dari pintu kamar yang tidak terkunci. Dalam keadaan demikian kuarahkan pandanganku ke pintu kamar. Mas Ton menangkap apa yang kumaksud.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ditariknya tangannya dari celanaku, dan dia segera turun dari tempat tidur dan segera menguncipintu kamar. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat, seharusnya aku bangun dari tempat tidur dan segera keluar kamar, sehingga dapat terhindar dari perbuatan Mas Ton yang lancang itu,tetapi tidak. Bagian dalam vaginaku masih berdenyut dengan lembut, aliran darahku dan birahiku masih belum turun dari kepala. Sensasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan dengan pacarku saja aku masih sebatas bergandengan tangan saja. Entah apa yang kubayangkan saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kubalikkan tubuhku menghadap tembok membelakangi Mas Ton yang kembali dari arah pintu. Direbahkannya tubuhnya rapat di belakangku sambil menarik pundakku ke arahnya, sehingga aku kembali dalam posisi telentang dan dia mencoba menciumku, tetapi aku menghindar dari ciumannya. Kugelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, sampai akhirnya Mas Ton bisa menangkap mulutku dengan mulutnya. Saat itu aku sudah tidak dapat lagi menahan kuasa nafsu birahi dari dalam tubuhku yang masih perawan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah pertama kalinya aku dicium oleh seorang laki-laki, aku masih bodoh ketika dia menyedot dan menjilat bibirku. Aku tidak memberikan tanggapan yang seharusnya wanita berikan ketika dicumbu seorang lelaki, aku masih kaget, nafasku tidak beraturan, tetapi nafsuku bangkit kembali. Tanpa sadar kupeluk pundaknya erat-erat ketika tangannya meremas-remas buah dadaku. Kurasakan payudaraku mulai mengeras, apalagi ketika puting susuku dipelintir ke kanan dan ke kiri berulang-ulang dengan lembut. Sensasinya sungguh diluar dugaanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika bibirnya mulai menjalar ke leherku, tangannya pindah dari dada ke arah selangkangan, kubiarkan Mas Ton membuka ujung bawah daster dan menelusup ke bawah celana dalam. Diusap-usapnya rambut kemaluanku untuk beberapa lama, dan kemudian jari tangannya mulai terasa menggesek dinding vagina dan kemudian ke atas ke arah klitoris. Aaahhh.., ada rasa ngilu yang sangat nikmat. Beberapa lama jarinya mengelus dan menggeletarkan klitorisku, tanpa sadar kuikuti iramanya dengan menggoyang pingulku. Kenikmatan sudah menjalar ke seluruh kelamin, ke pinggul dan bahkan ke bagian pantatku. Aduh nikmat sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku merintih dan mendesah pelan penuh kenikmatan. Ketika Mas Ton menarik tangannya dari dalam celana, aku merasa kecewa, ternyata tidak, ia ternyata melepaskan celananya ke bawah sehingga batang kejantanannya yang telah berdiri dengan kokoh menyeruak keluar. Kepala yang membesar telah mengkilat. Dibimbingnya dengan lembut tangan kiriku ke arah batang kejantanannya dan aku tidak kuasa lagi menolaknya. Kugenggam dan kuremas-remas dengan lembut batang panjangnya. Inilah pertama kalinya aku melihat sekaligus menyentuh alat kelamin seorang laki-laki. Dadaku bergetar penuh birahi, kemudian ketika jarinya kembali memainkan klitorisku, sedang jari lainnya semakin masuk ke dalam liang senggamaku, maka kukocok batang kejantanannya semakin cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kudengar nafasnya memburu disertai desis yang pendek dari mulutnya. Dinding dalam liang kewanitaanku berdenyut semakin dalam. Kujepit jarinya dengan bibir bawahku, aku tidak tahan lagi, kenikmatan sudah menjalar hingga ujung rambut. Tiba-tiba denyutan yang kuat datang dari arah liang rahimku. Aku menahan nafas, aku menggelinjang dan kujepit jarinya dengan kuat. Aku telah mencapai puncak, liang kewanitaanku berkedut-kedut dengan kuat. Aahhh.., dan pada saat yang hampir bersamaan, Mas Ton menekankan pinggulnya ke pahaku, dan batang kemaluan yang berada dalam genggamanku terasa berkedut-kedut dengan kuat, dan kurasakan air maninya memancar dan membasahi pahaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahhh..,” hanya desisan yang dapat kukeluarkan dari mulutku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa detik aku tergeletak dengan lemas berdampingan dengan tubuh hangatnya Mas Ton. Dengan malas aku bangun, kubuka pintu kamar dan segera aku ke kamar mandi. Aku takut bertemu Mbak Rani yang masih sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat di kamar mandi, aku sempat membayangkan sensasi kenikmatan yang berlangsung beberapa menit yang lalu. Ada perasaan senang bercampur dengan perasaan takut bergejolak di dalam diriku saat kubersihkan kemaluanku di kamar mandi. Mas Ton masih telentang di tempat tidur sambil tersenyum menatap wajahku ketika aku keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke dapur membantu Mbak Rani yang tidak mengetahui adanya sensasi indah di kamar itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari itu juga kuputuskan aku harus kembali ke kotaku, aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Bukan aku tidak menyukainya, tetapi aku tidak ingin rumah tangga kakakku menjadi berantakan gara-gara kehadiranku yang membangkitkan birahi suaminya. Mbak Rani kaget ketika aku pamitan untuk pulang. Aku memberikan alasan bahwa ada tugas kuliah yang lupa kuselesaikan. Meskipun apa yang kulalui saat itu tidak merusak keperawanan yang kumiliki, tetapi itu merupakan pengalaman pertamaku dalam menikmati sensasi seks yang sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri<br />
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://bit.ly/2RRqd3C" rel="nofollow noopener" target="_blank"><img alt="rajabakarat_coom" border="0" src="http://kabarberitaonline.com/wp-content/uploads/2018/04/Situs-Agen-Judi-Casino-Online-Indonesia-Terpercaya-Rajabakarat.gif" height="79" width="640" /></a></div>
comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-66159927407601362892018-12-19T21:59:00.000-08:002018-12-19T21:59:06.044-08:00Kecanduan Sex Dengan Adik Ipar<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Kecanduan Sex Dengan Adik Ipar" border="0" data-original-height="351" data-original-width="350" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaC5AIbqqkvFrahPKVQcVpPg7E261tuWR9ygzbc4mS36eUjkOxYwA9oZUwozOkgbbjITrCDcneyjTQseNZaZDyNfwIZ7dsSnWvZcskqiWirI_DpcamZ4byJ44rSAh68l_LFlUUJMZ32Rk/s640/cewek+sexy.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Kecanduan Sex Dengan Adik Ipar" width="638" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><style type="text/css"><!--td {border: 1px solid #ccc;}br {mso-data-placement:same-cell;}--></style><span data-sheets-userformat="{"2":577,"3":{"1":0},"9":1,"12":0}" data-sheets-value="{"1":2,"2":"http://bokep-siswa-smu.blogspot.com/"}" style="color: #1155cc; font-family: Arial; font-size: 10pt; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none;"><a class="in-cell-link" href="http://bokep-siswa-smu.blogspot.com/" target="_blank"><b>http://bokep-siswa-smu.blogspot.com/</b></a></span></td></tr>
</tbody></table>
<b><a href="http://cupcakesmaniss.blogspot.com/"><br />Cupcakesmaniss</a> -</b> Nama gue Erlina, sekarang ini terdaftar menjadi mahasiswi ekonomi Kampus swasta yang berada di Bandung. Bapak gw datang dari Bandung, sedang ibu gw asli Sukabumi, mereka tinggal di Sukabumi. saat duduk dibangku sekolah, persisnya waktu kelas 1 SMA. Serta skandal sex tabu ini masih tetap selalu bersambung sampai detik ini! gw selalu ketagihan ngentot ama adik kandung gw sendiri. Menjadi kakak kandung keinginan jalinan seks dengan adik itu slalu saja tidak berhasil kubendung.<br />
<br />
Gw anak yang sangat tua dari tiga bersaudara. Gw memiliki satu adik lelaki serta satu adik wanita. Umurku berlainan 1 tahun dengan adik lelakiku namu adik perempuanku beda kembali 10 tahun. Kami begitu dimanja oleh orangtua kami, hingga tingkahku yang tomboy serta senang maksa juga tidak dilarang oleh mereka. Begitu juga dengan adikku yang tidak ingin disunat meskipun ia telah kelas 2 SMP.<br />
<br />
Waktu kecil, Gw seringkali mandi bersama dengan bersama adik gw, tapi semenjak ia masuk Sekolah Basic, kami belum pernah mandi bersama dengan kembali. Walau bagaimanapun, Gw masih tetap ingat begitu kecil serta keriputnya penis adik gw. Mulai sejak itu, Gw belum pernah lihat kembali penis adik gw. Sampai satu hari, Gw tengah asik telpon dengan rekan cewekku. Gw telpon berjam-jam, terkadang tawa keluar dari mulutku, terkadang kami serius bicara mengenai suatu, hingga kemudian Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali serta Gw kebelet ingin pipis. Betul-betul kebelet pipis telah di ujung lah. Secepatnya kuletakkan gagang telpon tiada permisi dahulu sama temanku. Gw lari ke arah ke toilet paling dekat. Saat kudorong nyatanya tengah digembok.<br />
<br />
hallow..! Siapa di membuka dong..! Sudah tidak tahan..! Gw berteriak sekalian menggedor-gedor pintu kamar mandi<br />
<br />
Iyaaaaaaa..! Wait..! nyatanya adikku yang di. Terdengar suaranya dari dalam.<br />
Tidak dapat nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.<br />
aduhhhhhhhh..... Gw betul-betul tidak kuat meredam ingin pipis.<br />
<br />
kreottttttt..! terbuka dikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.<br />
Ada apakah sich kak? tuturnya.<br />
Tiada menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke sebab tidak tahan. Langsung Gw jongkok, meningkatkan rokku serta buka celana dalamku.<br />
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.<br />
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih tetap telanjang bundar.<br />
<br />
Yeahhhhh..! Sopan sedikit napa kak? teriaknya sekalian melotot masih berdiri di depanku.<br />
Waitttt..! Sudah tidak kuat nih, kata Gw.<br />
Sebetulnya Gw tidak ingin turunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tapi apesnya, juga turun serta pada akhirnya terlihat deh burungnya si adik gw.<br />
hahahahah.. Masih tetap keriput seperti dahulu, hanya saat ini cukup gede sedikit kataku dalam hati.<br />
Gw takut tertangkap basah lihat kontolnya, secepatnya kunaikkan kembali mata Gw lihat ke matanya. Eh, nyatanya ia tidak lihat ke mata Gw kembali. Sialan..! Ia lihat vagina Gw yang kembali mekar tengah pipis. Secepatnya kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw agar cepat tuntas pipisnya. Tidak menyengaja, terlihat kembali burungnya yang belum juga disunat itu. Saat ini penisnya kok pelan-pelan makin gemuk. Semakin naik dikit demi sedikit, tetapi masih tetap terlihat lemas dengan kulupnya masih tetap menutupi helm penisnya.<br />
<br />
Sialan nih adikku. Justru ngeliatin kembali, manakah belumlah habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.<br />
o0oooo.. Seperti begitu ya Kak..? tuturnya sekalian masih lihat ke vagina Gw.<br />
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung Gw berdiri ambil gayung serta kulemparkan ke kepalanya.<br />
Kletokkkk..! kepala adikku memang terkena jam, tapi akhirnya air kencingku kemana saja, tentang rok serta celana dalamku.<br />
<br />
Ya... basah deh rok kakak... katGw lihat ke rok serta celana dalamku.<br />
Syukurin..! Karena itu janganlah masuk seenaknya..! tuturnya sekalian ambil gayung dari tanganku.<br />
Mandi kembali ahh..! sambungnya sekalian menyiduk air serta menyiram badannya.<br />
Selalu ia ambil sabun serta menyeka sabun itu ke badannya.<br />
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.<br />
Saat itu Gw bingung ingin bagaimana nih. Ingin keluar, tetapi Gw jijik pakai rok serta celana dalam yang basah itu. Pada akhirnya kuputuskan untuk membuka celana dalam serta rokku, lantas pinjam handuk adikku dahulu. Sesudah tulis, baru kukembalikan handuknya.<br />
<br />
Sudah.., pakai saja handuk Gw kak! kata adikku.<br />
Kelihatannya ia tahu kebingunganku. Terlihat kontolnya mengkerut kembali.<br />
Jadi lucu kembali begitu..! Hihihi..! dalam hatiku.<br />
Gw lantas buka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lantas diteruskan dengan buka rok. Terlihat kembali deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan semacam itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, ia memang memerhatikan Gw yang tiada celana.<br />
<br />
kakak Memek tu memang gemuk seperti begitu ya..? kakakaka..! tuturnya sekalian nyengir.<br />
Sialan, ia mengejek vagina Gw, Dibanding culun seperti miliki lhoo..! kata Gw sekalian memukul pundak adik gw.<br />
<br />
Eh tidak diduga ia berkelit, wakzzzzzz..! tuturnya.<br />
Sebab Gw memukul dengan sekuat tenaga, pada akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Terkena deh pantatku ke penisnya.<br />
Iiihhh.., rasa-rasanya geli sekali..! secepatnya kutarik tubuhku sekalian bersungut, Huh..! kakak sich..!<br />
<br />
kak.. kata Kakak barusan culun, jika seperti gini culun tidak..? tuturnya mengacuhkan omonganku sekalian menunjuk ke penisnya.<br />
Kulihat penisnya mulai kembali seperti barusan, pelan-pelan makin gemuk, semakin tegak mengarah depan.<br />
Ya.. begitu doang..! Masih tetap seperti anak SD ya..? kata Gw menghina ia.<br />
Walau sebenarnya Gw kaget ikut, ukurannya dapat makin bertambah demikian jauh. Ingin ikut sich tahu sampai di mana menambahnya. Iseng Gw bertanya, Gedein kembali dapat tidak..? kata Gw sekalian mencibir.<br />
Dapat..! Tetapi kakak mesti membantu sedikit dong..! tuturnya kembali.<br />
Megangin ya..? Wisssss.., ya tidak mau lah..! kataku.<br />
Bukan..! kakak simpan ludah saja diatas kontolku..! jawabnya.<br />
<br />
Sebab ingin tahu ingin lihat penis cowok jika kembali penuh, kucoba ikuti pengucapan ia.<br />
<br />
Begitu doang kan..? Ingin kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dahulu Kakak ingin ngeludahin Kamu" ujarku<br />
<br />
Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw mengarah penisnya, lantas Gw menghimpun air ludahku. Tetapi belum Gw buang ludahku, kulihat penisnya telah berjalan, terlihat penisnya naik dikit demi sedikit. Diameternya lama-lama makin gede, jadi terlihat makin gemuk. Serta panjangnya ikut makin bertambah. bagus sekali memandangnya. Geli di sekujur badan lihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai terlihat diantara kulupnya. Perlahan menekan ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku saat itu. Gw betul-betul asik lihat helm itu perlahan-lahan muncul.<br />
Pada akhirnya bebas ikut kepala penis itu dari rintangan kulupnya. Penis adikku telah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya sekarang lebih merah. Gw jadi terangsang memandangnya. Kualihkan pandangan ke adikku.<br />
Hehe... ia ke arahku. Masih tetap culun tidak..? tuturnya kembali. Hehe..! Macho kan kak! tuturnya masih tersenyum.<br />
<br />
Tangannya tidak diduga turun ke arah ke selangkanganku. Meskipun Gw terangsang, tentunya Gw tolak tangan itu.<br />
<br />
Apaan sich dik..! kubuang tangannya ke kanan.<br />
Kak..! Please kakkk.. Pegang saja kak... Tidak akan diapa-apain... Gw ingin tahu rasa-rasanya megang itu-nya cewek. Hanya itu saja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan serta ingin menggenggam memek gw.<br />
<br />
ehmmmm.. sebetulnya Gw ingin jagalah image, waktu ingin sich sama adik sendiri, tetapi Gw ikut ingin tahu bagaimana rasa-rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii...<br />
Inget..! Janganlah digesek-gesekin, simpan saja tanganmu disana..! pada akhirnya Gw menyetujui. Deg-degan ikut hati ini.<br />
<br />
Tangan adik gw lantas mendekat, bulu kemaluanku telah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali... Gw lihat penisnya telah keras sekali, sekarang warnanya lebih kehitaman di banding dengan awal mulanya. opppssttttt... Hangatnya tangan telah berasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasa-rasanya waktu bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi makin terangsang hingga tiada bisa ditahan, vagina Gw keluarkan cairan.<br />
Hihihi.. kakak terangsang ya..?<br />
Enak saja... sama adik mah manakah dapat terangsang..! jawabku sekalian merapatkan selangkangan gw supaya cairannya tidak makin keluar.<br />
Ini basah sekali apaan Kak..?<br />
Itu bekas air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong kepadanya.<br />
Kak... memek tu anget, empuk serta basah ya..?<br />
Tahu ah... Sudah belumlah..? Gw berlagak kelihatannya Gw inginkan keadaan itu berhenti, walau sebenarnya Gw ingin tangan itu masih ada disana, bahkan juga jika mulai bisa berjalan menggesek bibir memek Gw.<br />
<br />
Kak... gesek-gesek sedikit ya..? pintanya.<br />
Tuch kan..? Tuturnya hanya pegang saja..! Gw pura-pura tidak ingin.<br />
Sedikit saja Kak... Please..!<br />
Terserah adik saja deh..! Gw menyetujui dengan suara malas-malasan, walau sebenarnya ingin sekali tuch. Hihihi.. Habis enak sich...<br />
Tangan adik gw lantas semakin masuk ke, berasa bibir vagina Gw terikut ikut ke.<br />
uhhhhhh..! Nyaris beberapa kata itu keluar dari mulut gw. Rasa-rasanya sangat nikmat. Otot di vagina Gw mulai berasa berdenyut. Lantas tangannya ditarik kembali, bibir vagina Gw turut tertarik kembali.<br />
Ouughhhhhhhhh..! pada akhirnya keluar ikut desahan nafasku meredam perasaan nikmat di vagina Gw.<br />
Badanku berasa limbung, bahuku cenderung ke depan. Sebab takut jatuh, Gw bertopang pada pundak adik gw.<br />
<br />
Enak ya kak..?<br />
<br />
Heeheee.., jawabku sekalian pejamkan mata.<br />
Tangan adik gw lantas mulai maju serta mundur, terkadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Setiap tersentuh rasa-rasanya nikmat mengagumkan, tubuh ini akan tersentak ke depan.<br />
kak..! Adek ikut ingin ngerasaain nikmatnya dong..!<br />
<br />
Kamu ingin diapain..? jawab gw lantas buka mata serta lihat ke arahnya.<br />
Ya pegang-pegangin juga. .! tuturnya sekalian tangan satunya lantas membimbing tanganku mengarah kontolnya.<br />
Kupikir egois ikut bila Gw tidak ikuti kemauannya. Kubiarkan tangannya membimbing tangan gw. Berasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Terkadang berasa kedutan di dalamnya. Sebab masih tetap ada sabun di penisnya, dengan gampang Gw dapat memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.<br />
<br />
Kulihat badan adikku terkadang tersentak ke depan waktu tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami bertemu dengan satu tangan sama-sama menggenggam kemaluan serta tangan satunya menggenggam pundak.<br />
Tidak diduga ia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin saja yah..!<br />
hooh Gw langsung menyetujui sebab Gw tidak tahan meredam rangsangan di pada tubuh.<br />
Lantas ia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya serta masukkan penisnya diantara selangkangan gw. Berasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lantas ia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.<br />
<br />
ohhhhh..! Gw sekarang tidak malu-malu kembali keluarkan erangan.<br />
Dek... masukin saja..! Kakak sudah tidak tahan..! Gw betul-betul tidak tahan, sesudah demikian lama terima rangsangan. Gw pada akhirnya menginginkan satu penis masuk ke memek Gw.<br />
Iya Kak..!<br />
Lantas ia meningkatkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, serta tangan satunya mengarahkan penisnya supaya pas masuk ke itil Gw.<br />
<br />
Gw terlonjak saat satu benda hangat masuk ke kemaluanku. Rasa-rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Pada akhirnya Gw cuma dapat menggigit bibir gw untuk meredam perasaan nikmat itu. Sebab telah dari barusan dirangsang, selang beberapa saat Gw alami orgasme. Vagina Gw rasa-rasanya seperti tersedot-sedot serta semua syaraf di pada tubuh berkontraksi.<br />
ohhhhhh..! Gw tidak kuat tidak untuk berteriak.<br />
Kulihat adik gw masih tetap selalu memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tidak diduga ia menggerakkan sekuat tenaga sampai badanku tergerak sampai ke tembok.<br />
Ouughhh..! tuturnya.<br />
Pantatnya ditekannya lama sekali mengarah vagina Gw. Lantas badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di vagina Gw.<br />
<br />
Lama kami terdiam dalam tempat itu, kurasa penisnya masih tetap penuh isi vagina Gw. Lantas ia mencium bibirku serta melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram badan ini. Kami sama-sama melumat bibir lama sekali. Tangannya lantas meremas payudara serta memilin putingnya.<br />
Kak..! Kakak nungging, selalu pegang bibir bathtub itu..! tidak diduga ia berkata.<br />
Wahh..! Hilang ingatan adik ya..!<br />
Sudah.., ikutin saja..! tuturnya kembali.<br />
<br />
Gw juga ikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub serta turunkan badan sisi atasku, hingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku dapat lihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lantas ia mendekatiku serta masukkan penisnya ke vagina Gw dari belakang.<br />
<br />
uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit waktu penis itu masuk ke rongga vagina Gw.<br />
<br />
Rasa-rasanya lebih nikmat di banding awal mulanya. Perasaan nikmat itu lebih kurasakan sebab tangan adikku yang bebas sekarang meremas-remas payudara Gw. Adikku selalu memaju-mundurkan pantatnya sampai seputar 10 menit saat kami hampir bertepatan sampai orgasme. Gw rasakan kembali tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lantas berciuman kembali untuk waktu yang lumayan lama.<br />
<br />
Sesudah peristiwa itu, kami jadi seringkali mengerjakannya, terpenting di kamar gw saat malam hari waktu orangtua telah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami mengerjakannya seperti pengantin baru, hampir setiap malam kami bersetubuh. Bahkan juga dalam tadi malam, kami dapat lakukan sampai 4 kali. Umumnya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lantas seputar jam 2 malam, adik gw akan tiba serta menguncinya. Lantas kami bersetubuh sampai kecapekan. Sekarang sesudah Gw di Bandung, kami masih tetap tetap mengerjakannya bila ada peluang. Jika bukan Gw yang ke Sukabumi, jadi ia mendatang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Sekarang ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Demikianlah, selalu jelas gw ketagihan ngentot ama adik gw sampai saat ini !comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comMakassar, Makassar City, South Sulawesi, Indonesia-5.1476650999999993 119.43273139999997-5.4007125999999994 119.11000789999997 -4.8946175999999992 119.75545489999996tag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-44856132295240660862018-12-16T19:53:00.002-08:002018-12-19T22:04:07.468-08:00Enaknya Berhubungan Sex Dengan Anak Muda<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Enaknya Berhubungan Sex Dengan Anak Muda" border="0" data-original-height="300" data-original-width="550" height="349" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk9zo1YWZs6jyNfwvQl8D9N8mxpMrX5wvnqqoMuOMoGsj6ttQAaVA1Ayfn8kpGaZPbOoXGNjueMZq-qTCT-9FtLh4i932mhVrRjcVl8z7vqx75ISslyDTm6F2ZFcVQZahyphenhyphenSzhagTTTIn4/s640/Wanita+Sudah+Di+Perkosa+Malah+Minta+Tambah.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Enaknya Berhubungan Sex Dengan Anak Muda" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><style type="text/css"><!--td {border: 1px solid #ccc;}br {mso-data-placement:same-cell;}--></style><span data-sheets-userformat="{"2":577,"3":{"1":0},"9":1,"12":0}" data-sheets-value="{"1":2,"2":"http://bokep-siswa-smu.blogspot.com/"}" style="color: #1155cc; font-family: Arial; font-size: 10pt; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none;"><a class="in-cell-link" href="http://bokep-siswa-smu.blogspot.com/" target="_blank"><b>http://bokep-siswa-smu.blogspot.com/</b></a></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b><a href="http://cupcakesmaniss.blogspot.com/">Cupcakesmaniss </a>- </b>Aku seorang wanita yang masih menyandang predikat jomblo hingga saat ini, padahal usiaku sudah menginjak 25 tahun. Namaku Astrid seorang wanita keturunan Medan Jawa yang kini menetap di Jakarta setelah bisa di bilang sukses berkarir di sini, saat ini aku sudah memegang 2 cabang perusahaan yang bergerak di bidang alat kosmetik atau lebih di kenal dengan alat kecantikan.<br />
<br />
Dalam satu perusahaan ada ratusan karyawan yang bekerja padaku, kebanyakan dari mereka semua adalah wanita yang masih berumur di bawah usia 30 tahun. Dan terkadang aku iri pada mereka yang sudah memiliki kekasih atau pacar yang biasanya berpacaran di dalam perusahaan bahkan sering aku lihat mereka melakukan adegan sex. Tapi sikapku memperlihatkan wanita yang tegar seakan tidak butuh seorang pendamping.<br />
<br />
Mungkin karena itu kebanyakan cowok yang mencoba untuk mendekatiku mundur teratur ketika tahu kalau aku termasuk wanita yang sukses dalam karir. Mungkin juga karena sikap dinginku pada mereka tapi bukannya aku orang yang songong ataupun sombong tapi karena aku merasa tidak pede dengan postur tubuhku yang bisa di bilang pendek meskipun tertutupi oleh langsing tubuhku.<br />
<br />
Hingga di usiaku kini belum pernah aku melakukan adegan cerita sex ataupun berbuat mesum. Sampai pada suatu hari seperti biasa aku berada di dalam ruanganku sedangkan karyawanku sudah pada pulang semua, aku masih menyelesaikan pekerjaanku yang belum kelar karena aku paling malas membawa pekerjaan kerumah meskipun hanya di depan laptop.<br />
<br />
Karena aku ingin ketika sampai di rumah merupakan waktu untuk beristirahat, kira-kira satu jam lebih aku berada di dalam ruanganku tiba-tiba aku melihat salah satu security perusahaan yang masuk dalam ruanganku ” Ada apa .. ” Tanyaku padanya sebenarnya aku tahu kalau dia bernama Reza karena dia termasuk security yang sering dibicarakan banyak karyawan wanita di sini.<br />
<br />
Reza termasuk pemuda yang supel juga sering aku lihat dia banyak berteman ” Oh ini bu saya kira tidak ada orangnya dalam ruangan ini …” Jawabnya sambil menunduk dan aku lihat diapun berlalu dari hadapanku. Memang di lihat dari dekat Reza begitu tampan dan juga menarik kalau menurutku, andai dia mau menjadi pacarku, batinku dalam hati dan hanya berani berkata di dalam hatiku.<br />
<br />
Sampai akhirnya akupun tidak lagi melihat punggungnya, setelah itu kembali aku melanjutkan pekerjaanku. Dan tidak berapa lama kemudian Reza kembali mendekat padaku lambat laun dapat aku lihat kalau matanya sudah di penuhi oleh nafsu, mirip sekali dengan pemain dalam adegan cerita sex. Diapun mendaratkan ciumannya pada bibirku, bisa saja aku menolak tapi aku terdiam menikmatinya.<br />
<br />
Apalagi ketika tangannya mulai menggerayangi tubuhku dia angkat tubuhku untuk jadi lebih tinggi dan dengan leluasa dia menyusuri setiap lekuk ” Ooouuuggghh… ooouuuggghhh… ooouuggghh….. ooouugghh… eeeeuummppphh… ” Desahku menahan rasa nikmat. Dan diapun langsung memasukkan kontolnya dalam memekku yang telah dengan mudah dia lepas pakaianku dan terlihat aku dalam keadaan telanjang.<br />
<br />
Pertama kali dia masukkan terasa sakit tapi begitu dia goyang ” Ooouuggghh… aaaaaggghhh… aaaaggghh… Reza… aaaaggghh… ” Keluar kata-kata itu dari dalam mulutku dan Rezapun tersenyum melihat aku ” Aaaaaggghh… aaaagghhh… aaaagghhh.. ka..mu.. tahu.. namaku… sa..yang…… ” Katanya mungkin dia mengira kalau aku tidak memperhatikannya.<br />
<br />
Sampai akhirnya diapun kembali menggoyang pantatnya semakin keras dan akupun mendengar ” Aaaaaagggghhh…. aaaagggghhh….. aaaagggghhh… ” Muncrat sudah sperma Reza kala itu, mungkin dia masih merasa takut padaku, karena itu akupun memeluk tubuhnya dengan begitu mesra dan aku lihat saat itu diapun tersenyum puas dan terlihat begitu senang karena aku tidak marah.comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6064304355726597863.post-84668771189277922552018-12-16T19:41:00.000-08:002018-12-16T19:54:11.112-08:00Wanita Sudah Di Perkosa Malah Minta Tambah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Wanita Sudah Di Perkosa Malah Minta Tambah" border="0" data-original-height="300" data-original-width="550" height="349" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcfa2z3nOS1pnDPMhfPBDMU3aTo6jVRX5DKQbqkqHAJwVadA4f5vQ9xEKePj9iTSz91R467C6EylySZWhp9ZcXExcCrDqLk-s9-gzGOcIVZ8Hcsja_qrTCyn2HAx2ETCo88iky0G_jsDc/s640/Wanita+Sudah+Di+Perkosa+Malah+Minta+Tambah.png" title="Wanita Sudah Di Perkosa Malah Minta Tambah" width="640" /></div>
<br />
<b><a href="http://cupcakesmaniss.blogspot.com/">Cupcakesmaniss</a> -</b> Kisah ini bercerita tentang seorang gadis yang bernama Diana Purnamasari, gadis cantik, manis, ceria dan mudah sekali bergaul, tinggi kira-kira 165 cm dengan berat badan yang proposional. Tubuh gadis tersebut sangat sintal, apalagi payudaranya yang berukuran 34B. Apalagi pakaian yang digunakannya selalu ketat dan membentuk lekuk tubuhnya, meskipun dalam kesehariannya selalu menggunakan kerudung.<br />
<br />
Selepas sekolah di sekolah kejuruan di kotanya, karena keterbatasan biaya maka Diana memutuskan untuk bekerja, maklum orang tua Diana bukanlah orang yang berada.<br />
Setelah dua bulan nganggur akhirnya Diana diterima disebuah pabrik tekstil dan waktu kerjanya menggunakan sistem shift.<br />
<br />
Selama satu bulan banyak sekali pemuda di pabrik itu yang menginginkan dia sebagai pacarnya, bahkan bapak-bapak di pabrik tersebut pun senang dengannya, karena Diana memang supel dan mudah bergaul, sehingga tidak heran bila dia menjadi idola baru di pabrik tersebut.<br />
<br />
Malam itu Diana baru pulang jam 10.30 malam, maklum Diana kebagian shift sore. Pulang dari pabrik Diana memang diantar menggunakan jemputan tetapi hanya sampai titik-titik tertentu, sehingga tidak langsung menuju rumahnya dan Diana harus naik ojek lagi untuk sampai kerumahnya.<br />
“Emmmhhh, ngak ada ojek satupun nih…”, dalam hati Diana,<br />
Terpaksa Diana berjalan kaki menuju rumahnya yang lumayan masih jauh.<br />
Diana pulang menyusuri jalan sepi,<br />
“Emmhhh enak lewat pesawahan nih, biar bisa cepet sampe rumah”, ujar Diana.<br />
<br />
Tepat sebelum pesawahan ada sebuah pos hansip, disana ada empat preman desa yang sedang main kartu mereka adalah Joni, Asep, Saepul dan Jajang. Muka mereka lumayan sangar-sangar apalagi mereka berempat habis minum-minum.<br />
<br />
“Eh…liat tuh ada cewe menuju kemari…”, ujarAsep kepada teman-temannya.<br />
Otomatis ketiga pemuda pengangguran itu melihat kearah Diana.<br />
“Emh… mau kemana neng malem-malem”, ujar Jajang kepada Diana.<br />
Diana tidak memperdulikan dan mempercepat langkahnya. Joni melompat dari pos satpam dan mendekati Diana.<br />
<br />
“Dingin-dingin begini mendingan neng nemenin kita…hehehe…”, sambil berusaha memeluk Diana.<br />
“Ihhh… apaan sih…”,<br />
Tanpa sengaja Diana menampar muka Joni.<br />
Muka Joni merah padam menerima tamparan dari Diana.<br />
“Kamu jangan macam-macam”, ujarJoni, seraya mengeluarkan pisau lipatnya dan menempelkannya dileher Diana.<br />
<br />
“Maaf kang, saya ngak bermaksud…”,<br />
Belum selesai Diana berucap sebuah tamparan dari Joni mendarat dipipinya “Plakkk”.<br />
“Sudah Jon… kita garap saja cewe ini…” teriak Jajang dari dalam Pos.<br />
Sementara Asep yang sudah berada dibelakang Diana menelikung tangan gadis berjilbab tersebut.<br />
“Kita garap dirumah kosong ditengah sawah saja…, biar ngak ada yang tahu”, Saeful berujar sambil mendekati mereka bertiga.<br />
<br />
Mendengar ucapan-ucapan para berandalan itu wajah Diana pucat pasi.<br />
“Jangan…. Tolong lepaskan saya….”, ujar Diana, tampak diujung kelopak matanya setetes air mata.<br />
Keempat berandalan itu tidak menggubris ucapan Diana, mereka menyeret tubuh Dianaketengah sawah yang sudah mengering menuju sebuah rumah kosong di tengah sawahtersebut. Diana sempat menjerit memintatolong, tetapi sebuah tamparan menghentikan teriakannya.<br />
<br />
“Diam kamu …., apakamu sudah bosan hidup”, hardik Joni kepada Diana.<br />
Sesampainya dirumah kosong yang terbuat dari bilik tersebut, tubuh Diana didorong hinggaterjerembab diatas bale-bale. Kedua tangan Diana diikat diatas bale-bale.<br />
“ammppuunn, tolong lepaskan saya, jangan perkosa saya.…hik…hik”, Diana memohon kepada para berandalan tersebut, yang disambut oleh gelak tawa keempatnya.<br />
“brreetttt…”, kancing baju Diana terlepas ketika Joni membuka paksa baju kerja yang digunakan, dengan pisau lipatnya bra Diana pun diputusnya hingga terlihat bongkahan payudara yang sekal dan ranum.<br />
<br />
“wah… gede juga nih toket”, kata Joni sambil meremas-remas payudara Diana.<br />
“Ohh… Jangan…”, rengek Diana tidak berdaya.<br />
“Sudah, kamu nikmati saja….”, ujar Saeful sambil memainkan sebelah payudara Diana.<br />
Kini payudara Diana dimainkan oleh Saeful dan Joni. Keduanya kadang meremas, menghisap payudara Diana. Sementara Jajang menarik celana dan celana dalam Diana hingga terpampanglah vagina ranum yang disertai bulu-bulu tipis.<br />
“Vaginanya bagus nih…keliatannya peret…emmhhh wangi lagi…”, ujar Jajang.<br />
Kini tubuh Diana cuma terbalut jilbab yang dililitkan dilehernya.<br />
“Aahhh jangan….”, jerit tertahan Diana ketika Jajang mulai mencolok jarinya ke vagina Diana.<br />
“Ahhh….tolll”,<br />
<br />
Belum selesai Diana berkata Asep mengulum mulut gadis itu dengan mulutnya yang bau alkohol. Sementara Jajang membenamkan wajahnya dikemaluan gadis tersebut dan menjilati vagina sambil memainkan klitoris dari Diana menggunakan lidahnya.<br />
<br />
Diransang dari segala arah mau tidak mau Diana mulai teransang, pagutan Asep mulai dibalas oleh Diana, keduanya saling memainkan lidah. Sementara payudara Diana semakin mengeras dan putingnya pun membesar menerima ransangan dari Joni dan Saeful dan dibawah Jajang sedang asik menjilati klitoris Diana sambil mencolok-colok vagina tersebut dengan jarinya, vagina Diana sudah mulai becek.<br />
<br />
Secara bergantian keempat berandalan itu meransang setiap daerah sensitif Diana dan entah kapan keempat pemuda sekarang hanya menggunakan celana dalam, tidak sampai 10 menit, tubuh Diana tampak mengejang dan<br />
“Ahhhh…..”,<br />
Dari vagina mengucur deras cairan cinta Diana.<br />
“Hahaha… ternyata cewe berjilbab juga bisa orgasme…”, kata Asep sambil melihat ke arah vagina Diana.<br />
“Iya…. Kaya lonte yang suka aku pakai..”, seru Jajang sambil merabai tubuh Diana.<br />
Mendengar penghinaan itu wajah Diana tampak memerah, rasanya ingin marah tetapi apa daya tenaganya belum pulih meski tangannya sekarang telah dibuka ikatannya.<br />
<br />
Tiba-tiba Joni menjambak jilbab putih milik Diana,<br />
”Heh… lo pelacur ya….”, hardik Jonike pada Diana.<br />
“Sa..saya.. bukan pelacur…”, jawab Diana.<br />
“Alah… udah ngaku aja, tadi lo nikmatinkan?”, timpal Jajang.<br />
”Ayo… jawab…”, bentak joni didepan muka Diana.<br />
“Iy…Iy…saya pela…cur…”, jawab Diana ketakutan.<br />
<br />
Matanya sudah sembab.<br />
“Hahaha…. Akhirnyan gaku juga…”, ujar Saeful.<br />
“Biasanya pelacur mau apa …”, kembali Asep ikut nimbrung membentak Diana<br />
Diana hanya diam mukanya tiba-tiba<br />
“Pllakkk, Jawab…lonte…”, sebuah tamparan kembali mendarat diwajah Diana.<br />
“Ma…mau penis…”,jawab Diana ditengah ketakutannya.<br />
“Ini namyanya penis cantik.”, Jajang maju sambil mengacungkan penisnya didepan muka Diana.<br />
Diana mencoba memalingkan muka tapi kepalanya ditahan oleh Joni.<br />
“Jon, suruh dia jilatin kolor gw, udah 3 hari belum dicuci”, kata Asep seraya melemparkan celana dalamnya.<br />
<br />
“Dengar apa kata temanku…kerjakan…”, ucap Joni sambil mendorong tubuh Diana.<br />
Diana tidak menyangka akan dilecehkan sedemikian rupa tapi apa daya dirinya tidak mungkin melarikan diri dari tempat tersebut, tangan Diana bergetar mengambil celana dalam Asep dan mulai menjilatinya. Diana mau muntah mencium bau yang menyengat dari celana dalam itu. Tapi diana menahannya.<br />
<br />
Gelak tawa mewarnai rumah kosong itu melihat Diana yang sedang menjilati celana dalam. Panas rasanya telinga Diana menerima cemoohan dari mereka berempat, tetapi ada rasa lain semakin lama Diana menjilat celana dalam tersebut, dirinya merasa teransang, Diana membayangkan rasanya menjilat penis.<br />
<br />
“Heh…Pecun… daripada lo jilat kolor gue.. lebih baik lo kesini jilatin penis gue…”,<br />
Dengan perlahan Diana mendekati Asep, saat Diana mencoba meraih penis Asep, tangannya ditepis.<br />
“Mo ngapain lo…mo penis gua…minta yang bener donk”, hardik Asep, membuat kuping Diana memanas.<br />
<br />
“Kang…Boleh sa…saya ngi…ngisap… dan ngejil…jilat… penisnya…”, kata Diana terbata-bata, menahan rasa amarah di dadanya.<br />
“Jilat…dan Emut Cantik…Tapi awas jangan digigit…”<br />
Diana secara perlahan memegang penis Asep yang diluar ukuran biasa, diantara mereka berempat memang penis Asep memang yang terbesar dan terpanjang, Maklum Asep adalah salah satu murid dari Ma Erot,<br />
“Ayo, Jilat… jangan Cuma bengong ..”, kata Asep,<br />
Dianapun mulai menjulurkan lidahnya, lidah Diana mulai menyapu ujung penis besar milik Asep,<br />
“Ahh…. Yabe gitu cantik…. Jilat dari pangkal sampai ujung”,<br />
Bau apek penis Asep tidak jauh dari celana dalam yang di jilat oleh Diana. Diana menjilat penis Asep, mulai dari pangkal sampai ujung penisnya, sesekali ujung lidah gadis berjilbab itumemainkan liang penis Asep, dan buah zakar Aseppun tak luput dari kuluman danjilatan Diana.<br />
<br />
“Ahhh… Kamu pintar…terus sepong penisku…lonte…”, seru Asep,<br />
Hinaan terhadap Diana kini merupakan sanjungan buatnya, yang sedang teransang. Diana memasukan penis tersebut kedalam mulutnya. Sementara Asep memegang kepala Diana dan menekannya supaya penisnya mentok di tenggorokan gadis itu.<br />
<br />
Sementara itu ketiga temannya tidak tinggal diam, Saeful dan Jajang menggerayangi tubuh indahDiana, sedangkan Joni sedang memainkan jarinya didalam vagina Diana. Joni yang sudah tidak tahan langsung mengarahkan penisnya ke vagina Diana, dengan kasar Joni berusaha memasukan penisnya tersebut dan masuklah kepala penis Joni di vagina Diana yang mulai basah kembali.<br />
“Ini hukuman buatkamu…karena tadi menampar aku”, dengan kekuatan penuh dan sambil menahan pinggang Diana, penis milik Joni amblas seluruhnya kedalam vagina Diana dan membuat selaput dara milik gadis berjilbab itu pecah.<br />
<br />
“Acckkhh…”, terdengar jerit tertahan Diana yang merasakan sakit di vaginanya,namun mulutnya dipenuhi oleh penis Asep yang sedang memaju-mundurkan pantatnya seolah sedang bersenggama.<br />
Kini gadis berjilbab itu bagai di sandwich, dua lubang dari depan dan belakangdimasuki oleh penis. “plookk…..pllookkk…plookk”, terdengar sangat jelasbenturan antara Joni dan selangkangan Diana, semakin lama rasa ngilu di vagina Diana berubah menjadi rasa nikmat yang belum pernah didapatnya. Diana terlarut dalam birahi, membuat dirinya semakin kuat menghisap penis milik Asep.<br />
Asep tiba-tiba melepaskan penisnya, sedangkan dibelakang pun Joni menghentikan sodokan terhadap Vagina Diana.<br />
<br />
“Siapa namamu Neng geulis….”, Tanya Asep kepadaDiana,<br />
“Di…Diana…kang”, kata Diana tersengal-sengal<br />
Sebetulnya Diana masih ingin di senggamai, tetapi karena berhenti tiba-tiba membuat birahinya tidak menentu.<br />
“Diana, suka di ent0t…, Diana suka penis ku…”, Tanya Asep kepada Diana.<br />
“Emmhh… Diana suka penis…, Diana suka dient0t…..”, jawab diana meluncur begitu saja.<br />
Joni pun tersenyum dan mulai menggenjot kembali vagina Diana dengan irama yang cepat.<br />
“Ahhh…, iyaa…enakk…teruss”, jerit Diana,<br />
Semua berandalan itu cekikikan mendengar ocehan Diana.<br />
<br />
Sementara sekarang penis Saeful berdiri tegak di depan Diana, tampa di komando Diana membuka mulutnya dan mengulum penis milik Saeful.<br />
”Ahhh…enak…banget nih…sepongannya..”, oceh Saeful sambil menjambak jilbab sang gadis berjilbab,<br />
“Iya .. pul…disini juga nikmat… seret…”, kata Joni sambil mempercepat genjotan terhadap Diana.<br />
Saeful yang memang sudah ingin ereksi tak lama kemudian memuntahkan spermanya dimulut Diana<br />
“Ahhhh…”, seru Saeful sambil menekan kepala Diana hingga mentok diselangkangannya.<br />
Diana langsung menelan sperma yang tertumpah dimulutnya, dan penis Saeful dijilatnya hingga bersih.<br />
<br />
“Wah,cewe ini doyan peju juga…..”, ujar Jajang yang belum kebagian dari tadi.<br />
Wajah Diana memerah malu, tapi itu tidak lama, karena dorongan birahi dari belakang semakin gencar.<br />
”Ahhhhh…”, Diana memuntahkan kembali cairan cintanya. Seraya Joni mengeluarkan penisnya.<br />
Terlihat cairan cinta bercampur darah perawan dari Diana.<br />
Sementara Diana duduk bersimpuh menerima sperma dari Joni<br />
“habiskan…ahhh….”,<br />
Seluruh isi sperma yang meluncur dari dalam penis tersebut diminum oleh Diana.<br />
Diana yang sekarang sudah dikuasai oleh birahi, dirinya telah melupakan bahwa dia sedang diperkosa.<br />
<br />
“Kamu masih mau dient0t.”, Tanya Asep kepada Diana,<br />
Diana cuma mengangguk. Asep kemudian tiduran diatas bale-bale,<br />
“Masukan penisku kedalam vaginamu sayang”,<br />
Diana kemudian menaiki bale-bale. Diana mengangkang diatas tubuh Asep, penis Asep dipegang oleh Diana kemudian diarahkan menuju vaginanya. Penis besar milik Asep perlahan memasuki vaginanya…<br />
<br />
”Ahhhh….Saakiitttt…”, ketika kepala penis Asep memasuki ruang vagina Diana.<br />
Setengah penis Asep memasuki vagina Diana, melihat hal tersebut Jajang menaiki bale-bale dan menekan tubuh Diana sekaligus, hingga Amblas semua penis milik Asep,<br />
“Ahhhh…sakiittt…ampunn…keluarin lagi”,<br />
Diana tidak kuasa menahan sakit, vaginanya terasa dirobek. Tubuh Diana roboh diatas tubuh Asep.<br />
Asep membalikan posisinya, sehingga Diana yang dibawah, kaki Diana diangkat dan direntangkan.<br />
“Tenang sayang, nanti kamu akan menyukainya…”<br />
Asep memulai ngenggenjot vagina sang gadis berjilbab.<br />
“Ahhh… Tidak… sudahh… Sakiiit…”, teriak sang gadis berjilbab.<br />
<br />
Tetapi Asep tetap menggenjot vaginanya, setiap penis Asep keluar masuk liang vagina Diana selalu menyentuh klitorisnya, sehingga membuat gadis tersebut terangsang.<br />
“Ahhhh…Ohhhh…..nikmatt…teruss…dimasukan penisnya”, erang Diana menikmati genjotan Asep.<br />
“Ohhh…enak…sekali…remasan …Vaginamu …”, kata Asep kepada Diana.<br />
“Ahhh… Diana….Mauu”, Erang Diana mengeluarkan orgasmenya.<br />
Asep belum menunjukan akan keluar, Asep terus menggenjot tubuh Diana kadang dalam tempo sedang kadang dalam tempo cepat, membuat Diana kembali teransang.<br />
“Ahh…jangan…lepaaskan…penismu”, Diana menyeracau.<br />
“Kamu suka penis dimasukin ke vagina kamu….kamu suka dient0tin penis gede?”, Tanya Joni ke Diana.<br />
“Ahhh…Iya…Diana suka…dient0t”, Jerit Diana meradang seolah meminta terus disetubuhi.<br />
“Ahhhh…Aku keluarrr…”,<br />
<br />
Lagi-lagi tubuh Diana mengejang dan orgasme, tubuh Diana melemah tetapi Asep masih gencar memacu penisnya. Membuat Diana kembali teransang menikmati setiap genjotan Asep dan kembali orgasme dalam jarak tidak sampai 3 menit. Diana sudah mendapatkan Orgasme ke limanya semenjak di genjot oleh Asep.<br />
“Ahhh…Aku…Kelarrrr…”<br />
Diana kembali mengerang yang ke enam kalinya dan membuat dirinya tidak sadarkan diri karena kecapaian. Tidak lama kemudian<br />
”Ahhh…Crott…Crott…”, Asep mengerang sambil membenamkan penisnya dalam-dalam<br />
Peju Asep memenuhi ruang rahim Diana dan akhirnya Asep roboh disebelah tubuh Diana. Terlihat lelehan sperma yang keluar di bibir vagina Diana.<br />
<br />
Jajang yang belum mendapatkan jatah segera membalikan tubuh Diana yang tak sadarkan diri. Jajang yang tengah dilanda birahi menggarap anus sang gadis tersebut seperti orang kesetanan, tubuh Diana bagaikan seonggok daging yang tidak berdaya. Tidak sampai sepuluh menit Jajang sudah mengeluarkan pejunya.<br />
<br />
Setelah puas melakukan pemerkosaan terhadap Diana, mereka berempat segera meninggalkan Diana yang masih tidak sadarkan diri, ketika pagi hari seorang petani menemukan Diana dan mengantarkan kerumahnya. Kasus pemerkosaan terhadap Diana ditutup polisi karena Diana tidak memberikan keterangan yang berarti kepada aparat. Sedangkan Diana sendiri kadang terlihat murung, baik dirumah maupun ditempat kerjanya.comekhttp://www.blogger.com/profile/06532667832286055171noreply@blogger.com